Harga Pertamax Cs Turun, Begini Dampaknya ke Ekonomi
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA – PT Pertamina menurunkan harga BBM Non Subsidi mulai 5 Januari 2019 pukul 00.00 di seluruh Indonesia. Kebijakan ini dilakukan menyusul tren penurunan harga minyak dunia sejak penghujung tahun 2018.
Lantas apa dampaknya bagi ekonomi rakyat Indonesia?
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengakui ada dampak ekonomi dari penurunan harga BBM Non Subsidi ini. Namun, menurutnya, tidak terlalu berpengaruh signifikan ke perekonomian Indonesia.
"Penurunan harga BBM Non Subsidi tidak mempunyai dampak signifikan terhadap perekonomian. Pasalnya, konsumen BBM Non Subsidi tidak terlalu besar, juga tidak digunakan oleh industri maupun transportasi untuk distribusi," kata Fahmy kepada VIVA, Jumat malam 4 Januari 2019.
Menurut dia, Pertamina memang sudah seharusnya menurunkan harga BBM Non subsidi di tengah penurunan harga minyak dunia yang mencapai kisaran US$50 per barel. Sebab, imbuh dia, penetapan harga BBM non subsidi sepenuhnya ditetapkan oleh mekanisme pasar.
"Pada saat harga minyak dunia naik hingga mencapai kisaran US$70 per barel, Pertamina juga sudah menaikkan harga BBM Non Subsidi," katanya lagi.
Sebagai market leader, lanjut dia, Pertamina tentu menjadi acuan bagi SPBU badan usaha lain di Indonesia untuk menentukan harga BBM.
Dihubungi terpisah, Pengamat Energi yang juga Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, penurunan itu wajar lantaran harga minyak dunia yang menurun tajam.
"Walaupun demikian, harga BBM non subsidi saat ini memberikan keuntungan yang cukup lumayan bagi Pertamina," kata Fabby.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina menurunkan BBM Non Subsidi secara bervariasi. Produk Pertalite turun sebesar Rp150 per liter, Pertamax turun Rp200 per liter, Pertamax Turbo turun Rp 250 per liter. Sedangkan, Dexlite turun Rp200 per liter dan Dex turun Rp100 per liter. (ren)