Sambut 2019, Sri Mulyani Akui 2018 Bukan Tahun yang Mudah
- Dok. Kementerian Keuangan
VIVA – Menyambut awal 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh jajaran pegawainya di Kementerian Keuangan. Lantaran, telah mampu menjaga keuangan negara dengan baik dan efisien.
Dia menjelaskan, rasa terima kasih itu patut disampaikan karena 2018 merupakan tahun yang tidak mudah. Seperti ekonomi global, harga komoditas, arus modal, dan nilai tukar yang bergejolak tinggi.
Suku bunga global dan dalam negeri mengalami kenaikan, perdagangan global masih lesu serta tidak menentu, hingga ancaman kejahatan perpajakan, penyelundupan narkoba, dan perdagangan ilegal yang terus mengancam.
"Bencana alam menimpa di beberapa daerah dan Kemenkeu juga mengalami musibah tewasnya 21 jajaran Kemenkeu dalam kecelakaan pesawat. Semua itu dapat menjadi alasan kita untuk patah semangat," kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa 1 Januari 2019.
"Namun, kita dan Indonesia tidak pernah menyerah! Indonesia bahkan menjadi tuan rumah event internasional bergengsi Asian Games dan Para Games, dan Pertemuan Tahunan IMF/World Bank yang semuanya berjalan dan berhasil sukses. Dunia menghargai dan menghormati Indonesia," tambahnya.
Di sisi lain, dia juga mengatakan, kinerja APBN 2018 ditutup dengan capaian yang sangat baik, seperti penerimaan negara, baik pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh tinggi serta sehat, belanja negara juga terealisasi dengan baik di pusat maupun daerah, hingga keseimbangan primer yang untuk pertama kalinya surplus sebesar Rp4,1 triliun. Meski, untuk pertama kali dalam 15 tahun, pemerintah tidak mengajukan perubahan.
"Pemerintah tidak mengajukan perubahan UU APBN 2018, hal ini mendorong semua kementerian/lembaga fokus menjalankan rencana anggaran secara penuh. Saya berterima kasih atas kerja sama dan capaian oleh semua lembaga dan kementerian," tuturnya.
Selain itu, APBN dan kebijakan fiskal dikatakannya telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti membantu keluarga miskin untuk makan, sekolah, kesehatan, mendukung operasi sekolah dan madrasah, meningkatkan pendidikan vokasi dan beasiswa bagi dosen, santri, murid atau mahasiswa miskin, dan mereka yang berprestasi.
"Kita menambah anggaran kesehatan untuk memerangi gizi buruk. Membayar BPJS Kesehatan agar mampu menjalankan jaminan kesehatan secara baik dan berkelanjutan. APBN juga untuk membangun infrastruktur hingga ke perbatasan, juga membantu usaha kecil menengah/koperasi dan pelaku ultra mikro, juga membantu daerah bencana," ucapnya.
Karena itu, dia menegaskan, ke depannya Kementerian Keuangan tidak boleh berhenti untuk mereformasi dan mentransformasikan organisasi agar terus mampu menjawab tantangan gejolak global, perubahan teknologi di era digital dan bonus demografi yang segera berakhir.
"Terima kasih atas dedikasi dan keikhlasan semua dalam menjalankan tugas. Kita jaga estafet tanggung jawab menuju cita-cita kemerdekaan. Kita sambut 2019 dengan optimisme, namun tetap waspada dan hati-hati. Selamat Tahun Baru para penjaga Keuangan Negara!!," ungkap dia. (art)