KSEI Optimis Pertumbuhan Investor Sampai 44 Persen di 2019
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI optimistis bahwa di 2019 mendatang, jumlah investor pasar modal bisa tumbuh mencapai sekitar 44 persen dari sekitar 1,6 juta single investor identification atau SID, menurut data pihaknya per 26 Desember 2018.
"Diharapkan, pertumbuhan jumlah investor (SID) tahun 2019, minimal sama dengan pertumbuhan di tahun ini, yakni sebesar 44,06 persen," kata Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis 27 Desember 2018.
Friderica menjelaskan, meskipun saat ini jumlah investor saham dan reksadana cukup seimbang. Namun, laju pertumbuhan investor reksadana masih lebih cepat di 2018 ini. Sebab, channel untuk instrumen reksadana memang lebih banyak, karena bisa melalui bank atau outlet penjual reksadana.
Selain itu, pertumbuhan jumlah investor reksadana yang terbilang cepat itu juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor usia muda. "Para investor pemula kan, juga disarankan dalam sosialisasi, untuk memegang instrumen reksadana. Karena, itu yang lebih aman," kata Friderica.
Pertumbuhan jumlah investor sebesar 44,06 persen menjadi 1.617.367 SID di 2018 ini, diakui Frederica, juga didukung oleh inovasi terkait penambahan jumlah investor, yang dilakukan oleh PT KSEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan para pelaku pasar modal lainnya.
Hal itu pun, diakuinya menjadi motivasi, untuk terus berinovasi guna meningkatkan kenyamanan bertransaksi. "Bahkan, pada pertengahan tahun ini, KSEI telah melakukan pengembangan sistem utama C-BEST Next-G (The Central Depository and Book-entry Settlemen System Next Generation)," kata Friderica.
C-BEST Next-G sendiri, merupakan satu dari berbagai inisiatif strategis rencana jangka panjang pengembangan infrastruktur, yang dicanangkan KSEI sejak 2016.
Tujuannya, lanjut Friderica, adalah untuk membangun kapasitas dan kapabilitas perusahaan yang setara, dengan lembaga penyimpanan dan penyelesaian atau LPP di tingkat regional.
"KSEI juga telah bersinergi dengan BI (Bank Indonesia), terkait fungsi KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal. BI melakukan pembukaan rekening di KSEI untuk penatausahaan agunan obligasi, ataupun sukuk korporasi dalam rangka pinjaman likuiditas jangka pendek," ujarnya.