PUPR Pastikan Lengseran Tanah Tol Salatiga-Solo Selesai Empat Hari
- Dok. Jasa Marga Solo-Ngawi
VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menegaskan, lengseran tanah di sisi Tol Salatiga-Solo KM 489, pada 24 Desember 2018 lalu, bukan akibat jalan tol yang ambrol atau lengser, melainkan lereng tanah sisi jalan tol yang tergerus air hujan sehingga menupuk di tepi jalan.
Dia mengatakan, lengsernya tanah di sekitar area tersebut lebih dipicu oleh belum tumbuh sempurnanya rerumputan di tanah sekitar ruas tol itu, karenanya mudah tergerus air. Untuk memperbaikinya, Basuki memastikan bisa diselesaikan dalam waktu empat hari.
"Jadi enggak ada masalah, itu sudah diperbaiki. Hal kecil saja ini kan 20 meter misalnya dari panjang 33 kilometer itu yang kena gerusan air cuma 20 meter itu empat hari selesai," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis 27 Desember 2018.
"Itu tebingnya aja jadi badan jalannya masih utuh. Jadi bukan jalannya yang lengser, jadi itu tebingnya karena rumputnya kan belum tumbuh itu kena hujan jadi dia tergerus, itu yang longsor," tambahnya.
Meski begitu, Basuki belum dapat memastikan, apakah lengeseran itu dapat terjadi di bagian lain ruas tol tersebut. Sebab menurutnya, semua itu tergantung dari kondisi tanah yang ada sepanjang Tol Salatiga-Solo, apakah telah seluruhnya ditumbuhi rerumputan untuk mencegah penggerusan air hujan atau tidak.
"Tergantung tanahnya. Dan mungkin kalau ada rumput yang belum tumbuh, tapi enggak masalah yang penting badan jalannya enggak amblas," tegas dia.
Sebelumnya, diberitakan VIVA, Direktur Utama PT Jasa Marga Solo-Ngawi, David Wijayatno sebagai pihak yang mengelola tol itu memastikan, lengseran tanah di ruas jalan tol yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2018 itu sedang dalam tahap perbaikan.Â
"Saat ini pihaknya (Jasa Marga) dalam proses perbaikan dan diperkirakan selesai dalam 3-4 hari ke depan," tegas David kepada VIVA, Rabu 26 Desember 2018.(ben)
Baca juga: Bukan Ambrol, tapi Tanah Samping Tol Turun