Cari Tenaga Kontruksi Trampil, Menteri Basuki Bangun Politeknik PUPR
- VIVA.co.id/Arrijal Rachman
VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR semakin matang, untuk merealisasikan pendirian Politeknik PUPR. Pendirian politeknik telah mendapat izin prinsip pendirian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Kemenristekdikti pada hari ini, Kamis 27 Desember 2018.
Penyerahan izin tersebut, langsung diserahkan oleh Menristekdikti, Mohamad Natsir kepada Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta.Â
Pendirian politeknik tersebut, akan bekerja sama dengan Universitas Diponegoro, dengan memanfaatkan balai Kementerian PUPR di Semarang, Jawa Tengah, serta IHE Delft Institute for Water Education, Belanda, untuk kurikulum.
"SK pendirian Politeknik PU yang diselenggarakan di Semarang ini penting. Arahan Bapak Presiden, bagaimana mendorong pendidikan vokasi lebih tinggi dari akademik. Ini, karena menjadi sangat penting untuk mensuplai tenaga kerja di Indonesia dengan baik," kata Natsir dalam sambutan pada acara tersebut.
Untuk tahap awal, Politeknik PU mengusulkan tiga Program Studi, di antaranya Teknologi Konstruksi Bangunan Air, Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung, dan Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan.Â
Lulusan Politeknik PU, diharapkan mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan di tiga bidang konstruksi tersebut, serta pengoperasian peralatan dan teknologi konstruksi.
Menteri Basuki menambahkan, Politeknik itu ditargetkan bisa menyerap calon mahasiswa D1, D2, hingga D3 pada tahun ajaran 2019. Dengan kapasitas masing-masing program studi sebanyak 50 orang, sehingga total yang yang bakal dididik akan sebanyak 150 orang dengan beasiswa akan diberikan untuk ranking 10 besar.
"Ini nanti tidak kedinasan penuh desainnya, bisa umum. Tapi mungkin, ranking misalnya di penerimaan ada tes penerimaan 1 - 10 ada beasiswa. Tetapi, umum prinsipnya," tegas dia.
Untuk pembangunan Politeknik itu sendiri, serta kebutuhan operasional lainnya, Kementerian PUPR kata Basuki, berencana menggelontorkan dana mencapai Rp20 miliar yang berasal dari APBN.Â
Adapun bagi mahasiswa yang berminat melakukan studi di Politeknik tersebut, akan tetap diwajibkan untuk membayar uang kuliah, namun dia belum merincikan besarannya.
"Harapannya bisa langsung dikirim ke daerah. Penempatannya nanti bisa selain di PU, bisa dengan BUMN lain. Mereka (industri) kesulitan cari orang, makanya saya sampaikan mereka sertifikasi calon-calon insinyur, sudah dapat sertifikasi, dia ambil sendiri," paparnya.
Politeknik PU ini, diharapkan memiliki enam keunggulan dibandingkan dengan Politeknik lainnya, di antaranya, program studi mendukung kebutuhan PUPR, jaminan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil, serta jaminan kompetensi lulusan sesuai yang dibutuhkan di lapangan.
Selain itu, keunggulan kurikulum mata kuliah khusus yang tidak diajarkan di Politeknik lain (green contruction, preservasi jalan dan jembatan, pengenalan teknologi maju, mitigasi keadaan darurat (bencana), drainase dan pengendalian banjir, peraturan perundangan, keterlibatan industri konstruksi (BUMN) secara langsung sebagai pembimbing tugas akhir, dan tugas akhir wajib menggunakan studi kasus dan data pelaksanaan proyek infrastruktur PUPR.
"Ini kita harap, kita bikin yang enggak biasa-biasa, walaupun bidang studinya sama, gedung, jalan, air, tetapi isinya sesuai dengan kebutuhan kekinian. Dengan begitu, kita garap bisa, kita sediakan sumber daya manusia yang kualitas. Harus ditingkatkan," tegas Basuki. (asp)
Tol Trans Jawa baru saja diresmikan. VIVA.co.id dapat kesempatan langka disetirin Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat cek kesiapan tol baru itu. Lihat wawancara eksklusifnya hanya di bawah ini: