Tingkatkan Citra Perusahaan Produsen Antimo ini Resmi Melantai di BEI
- M Yudha Prastya.
VIVA – Anak Perusahaan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia atau PT RNI, PT Phapros Tbk, kini telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia setelah pencatatan perdana saham dan menjadi emiten ke-57 di BEI tahun 2018.
Direktur Utama PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami atau yang akrab disapa Emmy menjelaskan, sebelumnya Phapros adalah perusahaan Tbk non-listed, di mana sahamnya belum tercatat di BEI. Sehingga mekanisme jual beli saham selama ini hanya melalui pasar konvensional.
“Hal tersebut mengakibatkan harga saham tidak memiliki standar dan patokan yang jelas. Maka dengan pencatatan saham di BEI harga saham Phapros kini terstandarisasi,” kata Emmy di Gedung BEI, Jakarta, Rabu 26 Desember 2018.
Saat ditanya soal alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) di 2019, Emmy menjelaskan bahwa pihaknya akan mengalokasikan dana sekitar Rp350 miliar. Dana itu untuk mengembangkan bisnis perusahaan.
"Maka tentu kami juga harus cari pendanaan yang produktif, yang tentunya akan ada prosedur-prosedur yang harus kami lakukan dan akan dibahas di RUPS tahunan," kata Emmy.
Emmy menjelaskan, berdasarkan Laporan keuangan audit per September 2018, kinerja perseroan mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan raihan pendapatan sebesar Rp697 miliar. Nilai tersebut meningkat 8,8 persen dibanding pendapatan periode yang sama pada tahun Ialu.
Sedangkan di sisi laba bersih, perseroan mengalami pertumbuhan yang jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 33,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Per September 2018, Phapros telah membukukan laba sebesar Rp96 miliar. Hal ini sesuai dengan harapan Komisaris dan Direksi untuk growing double digit," kata Emmy.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Phapros, Y. Nanang Marjianto mengatakan, pencatatan saham di BEI diharapkan dapat meningkatkan penerapan good corporate governance. Terutama dalam sisi transparansi dan akuntabilitas publik sehingga bisa meningkatkan citra perusahaan ke depan.
“Dengan penerapan GCG yang lebih baik serta didukung citra perusahaan yang meningkat, diharapkan perseroan mendapat manfaat dari sisi pendanaan pasar modal yang signifikan sehingga mampu menunjang pengembangan bisnis yang telah dipersiapkan," kata Nanang.
Sementara itu, Direktur Utama PT RNI B Didik Prasetyo juga menambahkan, aksi korporasi ini merupakan bagian dari langkah strategis yang ditempuh perseroan. Khususnya untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat atau real time.
"Selain itu, hal ini juga menjadi peluang agar ke depannya Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan," kata Didik.
Diketahui sebelumnya, emiten berkode PEHA ini juga telah mengembangkan bisnis anorganiknya, dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Lucas Djaja dan entitas anak yang berlokasi di Bandung.
Dengan akuisisi tersebut, kapasitas produksi bisnis obat-obatan, salah satunya Antimo, yang dimiiiki oleh Phapros pun turut meningkat secara signifikan. (mus)