Uang Elektronik, Hemat Tenaga Tapi Bikin Konsumtif
- bbc
"Sistem pembayaran yang makin mudah, secara teori memang mendorong orang untuk bertransaksi," kata dosen ilmu ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih.
Namun Lana menyebut kemudahan dan keringkasan transaksi uang elektronik menyimpan resiko, terutama generasi muda yang belum begitu mapan dalam karier dan penghasilan.
Ia mengatakan transaksi jual-beli barang atau jasa yang ringkas rentan membuat konsumen melupakan tabungan atau investasi.
"Anak muda tidak mau beli mobil karena ada layanan Go-car atau Grab Car. Pada usia tertentu mereka akan baru sadar, uang saya selama ini habis belum punya aset."
"Pembayaran yang serba virtual juga kerap tidak terasa, uang tiba-tiba habis," tuturnya.
Lana mendorong perusahaan penyedia uang elektronik tak hanya mendorong transaksi, tapi juga mengedukasi penggunanya tentang perencanaan finansial. Alasannya, pengelolaan keuangan pribadi selama ini luput diajarkan lembaga pendidikan.
"Sebagai bagian dari tanggungjawab sosial, perusahaan bisa membuat sistem peringatan kalau pengeluaran pengguna sudah mendekati batas kemampuan finansial," kata Lana.