Investasi Puluhan Triliun, Lotte Bangun Komplek Petrokimia di Cilegon
- Dokumentasi Kementerian Perindustrian.
VIVA – Kementerian Perindustrian mendorong tumbuhnya industri petrokimia di Indonesia, untuk semakin memperkuat struktur manufaktur nasional dari sektor hulu sampai hilir.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menjelaskan, industri petrokimia menghasilkan berbagai komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen otomotif dan produk elektronika.
“Industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry," ujar Airlangga dikutip Jumat 7 Desember 2018 dari keterangan resminya.
Berdasarkan karakteristiknya, menurut Airlangga, industri petrokimia dikategorikan sebagai jenis sektor manufaktur yang padat modal, padat teknologi dan lahap energi. Sehingga, perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk langkah pengembangan yang berkelanjutan.
“Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, telah ditetapkan industri kimia menjadi salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan agar menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri 4.0,” jelasnya.
Melihat potensi itu, Airlangga mengapresiasi PT Lotte Chemical Indonesia yang mulai merealisasikan investasinya dengan membangun komplek petrokimia senilai US$3,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun. Peletakan batu pertama pembangunan komplek petrokimia itu pun telah dilakukan hari ini di lokasi kompleks di Cilegon, Banten.
Pabrik dengan luas area 100 hektare ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Produksi Lotte Chemical tersebut, nantinya akan memenuhi permintaan domestik maupun global.
Dalam pembangunan infrastukturnya, diproyeksi menyerap tenaga kerja langsung hingga 1.500 orang dan dengan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4.000 orang pada periode 2019-2023.
“Langkah ini seiring arahan Bapak Presiden Jokowi untuk terus menggenjot investasi, industrialisasi, dan hilirisasi. Upaya ini juga diyakini meningkatkan perekonomian kita secara fundamental, dengan penghematan devisa dari substitusi impor, dan akan pula dapat memperbaiki neraca perdagangan karena berorientasi ekspor,” tambahnya.
Dia pun mengatakan, pihaknya bertekad mendorong percepatan pembangunan komplek petrokimia tersebut, sehingga mendukung pengurangan impor produk petrokimia minimal 50 persen.
“Kami juga berharap agar proyek ini lebih mengutamakan penggunaan komponen lokal. Termasuk tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek ini, harus lebih diutamakan dari dalam negeri,” tegasnya.
Chairman Lotte Group Shin Dong Bin menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk turut membantu Indonesia agar perekonomiannya mampu melompat jauh. Untuk itu, melalui investasi ini akan menjadi sejarah dalam upaya menumbuhkan industri petrokomia yang berdaya saing global.
“Semoga proyek kami yang terintegrasi ini bisa menjadi percontohan. Apalagi, dengan adanya industri kilang olefin. Selain itu, produk kami dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga mengurangi impor senilai Rp15 triliun,” ujarnya. (asp)