Wapres: Bikin Bandara Sekarang Tak Boleh Pakai Arsitek Asing
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa ini pembangunan bandara tidak lagi boleh lagi menggunakan jasa arsitek asing. Pun dengan proyek-proyek lain seperti hydropower, garbarata, jembatan, tidak boleh lagi memakai kontraktor asing.
"Bandara-bandara kita biasanya dibuat orang-orang Jepang: arsiteknya, kontraktornya. Masa puluhan tahun kita tidak bisa bikin bandara," kata JK di hadapan ratusan peserta kongres Persatuan Insinyur Indonesia di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis, 6 Desember 2018.
"Sekarang," katanya mengingatkan, "sudah tak boleh ada bandara yang diarsiteki orang asing; harus orang Indonesia, tak boleh ada kontraktor asing."
Setelah peraturan itu ditetapkan dan dijalankan, JK mengklaim, ternyata bangsa Indonesia bisa. Karena itu pula, para insinyur Indonesia tidak perlu takut lagi menghadapi insinyur mancanegara. "Karena tenaga insinyur kita kebih pintar. Buktinya, insinyur kita banyak yang dipakai di luar negeri."
Dalam upaya membangun bangsa, menurut JK, Indonesia tak perlu lagi melihat ke belakang, melainkan melihat ke depan. Sebab ilmu yang melihat belakang ibarat museum. Maka JK berharap para insinyur bisa menjadi sesuatu yang memberikan nilai tambah dan inovatif.
JK juga mengingatkan kepada insinyur di Indonesia agar dapat menjadi ahli yang lebih profesional. Tak boleh lagi setiap pembangunan mengharapkan tenaga insinyur luar negeri. Seperti pembangunan bandara, sejak zaman Sukarno, tenaga asing yang digunakan.
"Kita juga prihatin terhadap banyaknya tenaga insinyur dan tenaga ahli Indonesia bekerja di negara tetangga, sehingga tenaga insiyur kita dalam negeri jadi berkurang. Kita juga menyadari bahwa soal pendapatan dan gaji tenaga insiyur di Indonesia masih relatif murah, sementara di luar negeri pendapatan dan gaji lebih besar. Tentu ini perlu menjadi perhatian negeri ini," ujarnya.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak menegaskan, Indonesia kini tidak kekurangan Insinyur. Jumlah insinyur Indonesia mencapai 900 ribu orang. Namun tidak semua yang bekerja di dunia keinsinyuran.
Persatuan Insinyur Indonesia atau PII telah memiliki 23 wilayah dan badan kejuruan serta 150 cabang di kabupaten/kota di Indonesia. Organisasi PII sudah berjalan selama 21 tahun dan kongres setiap tiga tahun.