Industri Tembakau Terbuka untuk Asing, Konsumsi Rokok Bakal Meningkat
- bbc
Komisi Nasional Pengendalian Tembakau meminta Kementerian Perindustrian membatalkan keputusan yang membuka investasi asing untuk industri tembakau.
Langkah membuka investasi asing dalam industri tembakau ini dianggap bertentangan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang ingin mengurangi jumlah perokok anak dan remaja.
Berdasarkan penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas, prevalansi perokok muda akan naik 10,7% tahun depan tanpa adanya kontrol yang ketat.
Anggota Komnas Pengendalian Tembakau, Jalal, mengatakan dengan membuka modal asing untuk industri tembakau sama halnya dengan meningkatkan konsumsi rokok.
"Sekarang kalau Daftar Negatif Investasi (DNI) dari rokok dibuka, pasti ada penigkatan produksi dan konsumsi, tapi kerugiannya juga besar," ujar Jalal kepada BBC News Indonesia.
Dalam catatannya, uang yang didapat dari cukai rokok sebesar Rp149 triliun sesungguhnya tak bisa menutup kerugian yang ditimbulkan dari tembakau karena membiayai penyakit akibat rokok yang mencapai Rp600 triliun.
"Jadi apakah masuk akal kalau kerugian yang ditimbulkan justru empat kali lipat? Kemudian sekarang mengundang investasi tembakau?" katanya kesal.