Buwas Nilai Kuota Impor Jagung Tak Perlu Dihabiskan
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Pemerintah telah mengizinkan impor jagung sebesar 100 ribu ton di akhir 2018. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan harga pakan bagi para peternak.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya masih menghitung kebutuhan riil jagung untuk para peternak. Dengan kuota impor 100 ribu ton, menurutnya tidak perlu seluruhnya digunakan.
"Izin sudah diberikan tapi kita harus hitung betul-betul perlunya berapa sih riilnya. Jangan berlebihan jadi masalah nanti kalau berlebihan," kata pria yang biasa disapa Buwas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 27 November 2018.
Selain itu ia menegaskan, impor ini juga harus dipertimbangkan dengan masa panen jagung yang semakin dekat saat ini. Agar nanti tak menjadi permasalahan baru bagi petani jagung.
"Justru itu, sekarang kan masa panen kita hitung katakanlah Februari-maret. Sebenarnya kita butuhnya berapa sih sampai bulan itu. Ya itu aja yang kita riil kan dulu," ujarnya.
Menurutnya, izin impor 100 ribu ton itu bisa dipecah alias tidak dilakukan langsung seluruhnya.
"Kalau izinnya 100 ribu enggak harus kita habisin 100 ribu," jelasnya.
Buwas menambahkan, pihaknya ingin impor jagung tersebut masuk ke RI sesegera mungkin. Sebab, jika lebih awal, penjualan petani jagung tidak akan terganggu.
"Sehingga begitu kita impor kita tidak akan mengganggu produksi jagung yang akan dihasilkan oleh para petani jagung," ucapnya.