Ekonomi Politik Stabil, Morgan Stanley Ajak Investor Masuk RI

Suasana di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Dalam laporan Global Strategy Outlook untuk tahun 2019, Bank Investasi dan broker retail berbasis di New York, Morgan Stanley, prediksi pasar saham di negara berkembang akan mengalami pertumbuhan yang stabil, dibandingkan potensi perlambatan ekspansi di Amerika Serikat pada 2019 mendatang.

Kantongi Investasi Rp295 Triliun usai Kunjungan 5 Negara, Prabowo Subianto: Alhamdulillah!

Menanggapi hal tersebut, Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menjelaskan, kecenderungan Morgan untuk mengajak pasar saham berinvestasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia pada 2019 mendatang, tentunya telah mempertimbangkan sejumlah faktor.

Salah satunya adalah perhatian dan penilaian Morgan, pada negara-negara berkembang yang pasar sahamnya juga tengah berkembang pesat, termasuk misalnya seperti di Indonesia.

Daftar Proyek yang di-Groundbreaking Jokowi Hari Ini, Ada Murni Investor Asing

"Faktor lain seperti misalnya stabilitas pertumbuhan ekonomi, kondisi politik dan keamanan, dan terkait stabilitas kemudahan berinvestasi yang berkesinambungan, itu semua kan tentunya juga sudah dipertimbangkan (oleh Morgan Stanley)," kata Nafan, saat dihubungi VIVA, Selasa 27 November 2018.

Nafan menilai, setidaknya Morgan masih melihat komitmen pemerintah Indonesia, dalam berbagai regulasi dan kebijakan-kebijakan yang kental dengan unsur pro pasar.

Investor Asal China Akhirnya Garap Proyek di IKN, Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah dianggap mampu dan gigih untuk merangsang peningkatan capital inflow, melalui ajakan kepada para investor untuk berinvestasi di saham-saham yang ada di Tanah Air.

"Karena, kalau kita melihat, negara-negara seperti AS dan Turki, juga menurun peringkatnya dalam hal negara tujuan investasi," ujarnya.

Khususnya di Amerika, lanjut Nafan, Morgan juga memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi AS hanya akan sebesar 2,9 persen pada 2018, lalu 2,3 persen pada 2019, dan 1,9 persen pada 2020 mendatang.

"Tapi khusus Indonesia, pertumbuhan ekonominya kan justru dianggap stabil di level 5,1 persen pada 2018 dan 2019, serta sebesar 5,2 persen di tahun 2020. Jadi Indonesia masih terbuka dalam kerangka pertumbuhan ekonomi yang stabil," kata Nafan.

"Setidaknya, hal itu akan membuat para pelaku pasar menaruh harapan bahwa kalau mereka berinvestasi di Indonesia, maka mereka akan mendapatkan capital gain-nya dan ini yang juga menjadi pertimbangan Morgan Stanley tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya