Harga Karet Anjlok, Pemerintah akan Beli untuk Bangun Jalan

Seorang petani karet mengumpulkan hasil sadap di Perkebunan Karet di Mesuji, OKI, Sumsel
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya

VIVA – Banyak petani karet merugi akibat harga karet anjlok di pasaran. Presiden Joko Widodo mengaku, persoalan harga sama dengan kelapa sawit, yakni pengaruh faktor global. 

KPK Segera Umumkan Para Tersangka Korupsi Pengolahan Karet di Kementan

Komoditas sawit dan karet, jelas Jokowi, adalah komoditas global. Sehingga, harga dalam negeri akan terpengaruh oleh kebijakan negara-negara konsumen, yakni Eropa yang melarang impor minyak kelapa sawit. 

"Sebulan lalu saya perintahkan menteri PU (Pekerjaan Umum). 'Pak menteri sekarang pengaspalan jalan harus pakai karet," kata Presiden Jokowi, dalam Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, di Palembang Sport Convention Center, Palembang Sumatera Selatan, Minggu 25 November 2018.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Jokowi meminta masyarakat memahami bahwa sejauh ini pemerintah telah berupaya keras untuk menstabilkan harga karet dan kelapa sawit. Jokowi bahkan mengaku sudah mengirim tim ke Eropa untuk melobi. 

Untuk mengatasi ini, pemerintah berencana membeli karet dari masyarakat melalui Kementerian PU untuk proyek infrastruktur di Sumatera Selatan. 

Gunakan Motor, Prabowo Ziarah ke Makam Sang Ayah Usai Pemilu dan Disambut Ratusan Warga

"Ini sebentar lagi yang di Sumsel kita beli langsung dari petani, koperasi beli getah karetnya. Harganya (sekarang) saya dengar Rp6 ribu (per kg). Mau dibeli menteri PU Rp7.500-Rp8.000 (per kg). Sebentar lagi dimulai," kata Presiden. 

Maka ia meminta masyarakat bersabar. Ia meyakinkan, pemerintah bekerja untuk rakyat, untuk kesejahteraan rakyat, apalagi petani karet. 

"Tidak mudah karena menyangkut produksi yang besar. Tapi kita berusaha sangat menyelesaikan hal ini," katanya. 
 

Ilustrasi energi terbarukan / ramah lingkungan.

Perusahaan Ini Usung Konsep Ramah Lingkungan

Kedua perusahaan ini membahas potensi pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) berbasis biomassa.

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2025