Kritik Tajam Elia Massa Manik soal BUMN Kebanyakan Rapat
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA – Mantan Direktur Utama PT Pertamina, Elia Massa Manik, blak-blakan terkait kondisi perseroan selama ia memimpin. Ia melontarkan kritik tajam kepada seluruh pemangku kepentingan Pertamina.
Menurut Massa, seluruh BUMN perlu diperbaiki strukturnya. Salah satunya adalah terkait rapat yang terlalu kebanyakan sehingga membuat produktivitas pucuk pimpinan tidak berjalan baik.
"Perlu diperbaiki strukturnya, saya di private sector itu RUPS tiga kali. Gila, kalau di Pertamina saya selama 13 bulan itu 37 kali ke DPR, RUPS, padahal itu juga yang dibahas, kapan kami kerjanya itu direksi," ujar Massa di acara Legacy Talk, di Energy Building, Jakarta, Kamis 22 November 2018.
Menurut dia, ini adalah salah satu hal kecil yang bisa diselesaikan asal ada terobosan yang dilakukan pemerintah. Seharusnya, kata dia, kementerian yang justru mewakili BUMN untuk rapat di DPR.
"Kementeriannya kan ada, harusnya kementeriannya dong yang pergi ke sana, biar CEO-nya kerja. Saya ngomong ini bukan sekarang saja, dari dulu," kata dia.
Tak hanya itu, Massa mengkritik kinerja komisaris-komisaris yang ada di BUMN. Direksi, kata dia, harus menunggu lama untuk memperoleh persetujuan dari komisaris.
"Komisaris itu saya bilang, kamu makan gaji gede bos, saya minta approval saja, Anda bisa tiga bulan, jangan bilang saya marah, ini sudah dua kali ngomong, ini ketiga kali saya enggak bisa terima, jadi saya begitulah saya di BNI, begitu saya di PTPN," kata dia.
Selain itu, Massa mengkritik sikap para pejabat BUMN yang selalu manut kepada menteri BUMN. Ia mengaku tak mau seperti itu. Apa yang menurutnya benar akan diperjuangkan.
"Jangan sama menteri itu, iya terus. Waktu di PTPN, dari lima direksi menjadi tiga, kenapa ini Pertamina dari direksi delapan mau saya jadi lima, kok jadi 11. Saya tidak setuju dan saya bilang tidak mau tanggung jawab, dan itu terang-terangan. Karena hal fundamental harus kita perjuangkan. Karena itu filosofi, karena tidak akan bisa maju kita," katanya.