Jokowi Tak Lagi Fokus Genjot Infrastruktur pada 2019
- Cahyo/Biro Pers-Setpres
VIVA – Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintahan yang ia pimpin bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, selama empat tahun ini fokus pada infrastruktur. Namun, untuk 2019, mulai fokus pada pengembangan sumber daya manusia atau SDM.
Dalam pemaparannya saat pembukaan rapat kabinet terbatas mengenai pengembangan SDM untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi di Istana Bogor, Jokowi mengatakan bahwa tahapan besar pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, sudah terlihat hasilnya.
"Dan mulai banyak yang sudah selesai dan mulai banyak yang sudah menampakkan hasil, kita akan masuk ke tahapan besar berikutnya yaitu investasi di bidang SDM," kata Jokowi, di Istana Bogor, Rabu 21 November 2018.
Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 260 juta jiwa, Jokowi ingin agar potensi itu menjadi sebuah kekuatan besar. Caranya adalah mengembangkan SDM itu, sehingga ia yakin kesejahteraan bisa diwujudkan.
Jokowi menyebut, ada dua fokus yang bisa dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Pertama, adalah pendidikan vokasi di sekolah menengah kejuruan atau SMK.
"Melalui revitalisasi pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi," katanya.
Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, diakuinya memang sudah dilakukan perombakan itu. Namun, menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, belum cukup. Ia meminta dilakukan secara besar-besaran.
Perombakan sudah dilakukan melalui pembenahan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan industri. Tidak hanya itu, juga pelatihan terhadap para guru. Namun, Jokowi melihat, itu belum dilakukan secara besar-besaran.
"Tapi sekali lagi ini memerlukan sebuah perombakan yang besar dan kita minta mulai tahun depan (2019) betul-betul dilakukan besar-besaran," katanya.
Cara yang kedua, lanjut Jokowi, adalah peningkatan keterampilan pencari kerja. Mereka harus dibekali dengan pelatihan vokasi atau kejuruan, sesuai dengan kebutuhan kerja. Selain itu, program sertifikasi pekerja, seperti yang dilakukan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terhadap para pekerja konstruksi.
Program itu baik, namun Jokowi meminta agar hal ini juga dilakukan secara besar-besaran. Dengan melibatkan pemerintah sendiri, dunia usaha dan termasuk dunia pendidikan. Jokowi juga ingin, pesantren yang jumlahnya sangat banyak, dimasukkan dalam program ini.
"Sehingga kita harapkan para santri bukan hanya mendapatkan pendidikan agama tetapi juga bekal keterampilan," katanya.