Defisit APBN Hingga Oktober Capai Rp237 Triliun
- ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA – Kementerian Keuangan mencatat, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga 31 Oktober 2018 mencapai Rp237 triliun. Defisit itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp308,3 triliun serta lebih rendah dari target APBN 2018 yang sebesar Rp325,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, penurunan yang hampir Rp89 triliun itu atau mencapai 1,6 persen merupakan capaian kinerja APBN yang memiliki lompatan luar biasa dibandingkan capaian sebelum-sebelumnya.
"APBN Kita untuk 2018 adalah memberikan ruang defisit hingga 2,19 atau Rp325,9 triliun jadi jauh lebih kecil dari yang dianggarkan dan jauh dari pada tahun lalu," katanya saat konferensi pers APBN, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu 15 November 2018.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, defisit itu merupakan realisasi dari pendapatan dan belanja negara yang sama-sama berkinerja positif. Di mana realisasi pendapatan negara keseluruhan pada periode itu mencapai Rp1.483,9 triliun atau tumbuh 20,7 persen, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.229 triliun.
Sementara itu dari sisi belanja negara, dia menjelaskan, keseluruhan hingga akhir Oktober 2018 mencapai Rp1.720,8 triliun, atau tumbuh 11,9 persen dibandingkan realisasi belanja periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp1.537,4 persen.
"Dengan penerimaan yang sangat bagus dan belanja negara kuat. APBN sampai akhir Oktober posturnya jauh lebih baik dari Oktober tahun lalu," ungkapnya.
Dengan begitu, maka Sri Mulyani mengatakan, untuk keseimbangan primer, mengalami negatif yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu dari negatif Rp125,2 triliun menjadi Rp23,8 triliun.
"Outlook dengan defisit sampai hari ini baru 1,6 persen kita perkirakan sampai akhir tahun defisit akan di bawah 2 persen antara 1,8 persen hingga 1,96 persen," ungkapnya.