Kena Kampanye Negatif, Ekspor CPO RI Turun Drastis
- ANTARA FOTO/Syifa Yulinnnas
VIVA – Ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil/CPO Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara kumulatif dari Januari hingga Oktober 2018. Hal itu, karena turunnya nilai ekspor CPO Indonesia ke sejumlah negara mitra dagang utamanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor CPO yang termasuk ke dalam golongan barang HS 15, yakni golongan lemak dan minyak hewan atau nabati, turun 9,94 persen di banding periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni dari US$18,9 miliar menjadi US$17,1 miliar dengan kontribusi terbesar ke dua mencapai 12,52 persen.
"Lemak dan minyak hewan atau nabati melambat, karena India menerapkan bea masuk cukup tinggi dan kampanye negatif di Uni Eropa itu sebabkan ekspor lemak dan hewan nabati turun 9,94 persen," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis 15 November 2018.
Akibat penerapan bea masuk yang cukup tinggi tersebut, lanjut dia, ekspor CPO ke India secara kumulatif mengalami penurunan 15,11 persen dari Januari-Oktober 2017, yang sebesar US$4,1 miliar menjadi US$3 miliar.
Sementara itu, untuk ke Uni Eropa, negara utama yang mengalami penurunan cukup signifikan di antaranya, kata dia, yaitu ke Belanda dari US$646 juta pada Januari-Oktober 2017 menjadi US$554 juta kemudian ke Italia dari US$584,9 juta menjadi US$466 juta.
Di luar itu, penurunan itu dikatakannya juga terjadi untuk negara-negara lain, seperti Pakistan dari senilai US$1,19 miliar menjadi US$1,12 miliar. Sedangkan untuk periode Oktober 2018 sendiri, penurunan ekspor CPO utamanya terjadi untuk ke Filipina sebesar 17,18 persen, ke Mesir turun 50 persen dan ke Kenya turun 45 persen.
"Jadi, ini PR kebijakan. Tapi memang, di luar sana banyak kendala, saya yakin ke depan kita bisa lebih baik," ungkap dia.