Berburu Lapangan Migas Baru, Arcandra: Tinggalkan Cara Konvensional 

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Inovasi disruptif di sektor hulu migas Indonesia diperlukan, agar ada penemuan lapangan migas baru dengan ukuran yang besar. Cara-cara lama atau konvensional sudah harus ditinggalkan oleh seluruh pelaku usaha dan stakeholder di sektor hulu migas. 

Energi Mega Persada Jajaki Akuisisi Blok Migas Baru pada 2025

Hal itu dipaparkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, saat menjadi pembicara kunci di hadapan sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) di acara seminar 'Berburu Lapangan Migas Baru di Indonesia', Jakarta, Kamis 15 November 2018. 

"Pola pikir yang baru, Anda harus mendisrupsi diri Anda. Mendobrak kebiasaan konvensional," ujar Arcandra. 

Anak Usaha EMP Rampungkan Transaksi Pembelian 51 Persen Blok Sengkang Sulsel

Ia mencontohkan, data potensi lapangan migas yang dimiliki atau disurvei oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Selama ini, KKKS harus membeli data tersebut sebelum mengajukan minat pada proses lelang blok migas. 

"Jangan berpikir menjual data lagi, kita menyarankan data tidak jual lagi, kita tujuannya adalah discover. Kalau mau ketemu minyak dan gas ini digratisin saja," jelasnya. 

MedcoEnergi Menang Lelang Pengelolaan Blok Amanah di Sumsel

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari penjualan data migas, menurut Arcandra, hanya mencapai US$1 juta per tahun. Nilai tersebut, tidak seberapa dibandingkan dengan nilai signature bonus dan komitmen kerja pasti (KKP) untuk eksplorasi migas setelah kontrak ditanda tangan. 

"Kalau kontrak blok terminasi kita bisa dapat, Signature Bonus US$100-200 juta, coba compare dengan US$1 juta," katanya. 

Selain itu, Ia mengaku anggaran eksplorasi migas yang digelontorkan pemerintah dalam APBN masih minim, yaitu sekitar Rp77 miliar per tahun. Namun, untuk saat ini, dapat disiasati dengan Komitmen Kerja Pasti (KKP) untuk eksplorasi migas oleh kontraktor. 

"(Anggaran eksplorasi) kalau untuk di darat masih mikir-mikir, itu 77 miliar di darat paling satu well (sumur minyak), kalau di laut enggak bisa. Makanya, kita perkenalkan KKP, yang selama ini belum ada. Dulu itu namanya working komitmen dan firm komitmen," katanya. 

Ia menambahkan, potensi dana KKP untuk eksplorasi migas seluruh KKKS sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai US$2 miliar. Dana itu wajib dikeluarkan kontraktor untuk menemukan lapangan migas baru selama lima tahun setelah kontrak ditandatangani. 

"Kalau tidak komit dijalankan. Dana itu bisa diambil oleh pemerintah. Jadi, kalau kita tidak mendisrupsi diri kita. Atau, hanya dengan cara konvensional, jual data, tidak ada lapangan migas baru," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya