CAD Hingga Kuartal III Tercatat 2,86 Persen, BI Nilai Aman
- VivaNews/ Nur Farida
VIVA – Bank Indonesia mencatat, defisit transaksi berjalan atau current account deficit/CAD di kuartal III 2018, kembali mengalami pelebaran. Pada kuartal tersebut, CAD melebar hingga mencapai US$8,8 miliar atau 3,7 persen terhadap produk domestik bruto.
Posisi tersebut meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya, yang sebesar US$8,0 miliar dolar atau sebesar 3,02 terhadap PDB. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga kuartal III tercatat 2,86 persen PDB.
"Sehingga, masih berada dalam batas aman," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, dikutip dari siaran pers, Jumat 9 November 2018.
Menurut Agusman, peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa, terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas. Sementara itu, peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.
"Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan meningkatnya impor minyak di tengah naiknya harga minyak dunia," tutur dia.
Defisit neraca transaksi berjalan yang meningkat juga dikatakannya bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.
Meski demikian, dia menilai, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor. Khususnya produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Lebih lanjut, Agusman mengungkapkan, transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2018, mencatat surplus yang cukup besar. Transaksi modal dan finansial pada kuartal tersebut mencatat surplus US$4,2 miliar.
"Didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar negeri korporasi juga kembali meningkat," tegasnya.
Meskipun begitu, surplus transaksi modal dan finansial tersebut disebutnya belum cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan. Sehingga, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) pada kuartal III 2018, mengalami defisit sebesar US$4,4 miliar, sehingga posisi cadangan devisa pada akhir September 2018 menjadi sebesar US$114,8 miliar.