Daerah yang Tolak Iklan Rokok Diusulkan Dapat Insentif
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Dalam upaya mengontrol konsumsi tembakau dalam bentuk rokok, beberapa daerah kini dengan tegas menyatakan menolak iklan rokok.
Dengan begitu, mereka kehilangan pendapatan yang menggiurkan dari pajak iklan rokok. Namun, kebijakan tersebut pun sudah diimplementasikan di beberapa daerah.
Untuk tetap mendukung upaya daerah dalam mengendalikan tembakau dan memerangi rokok, salah satu tawaran yang diusulkan adalah memberikan insentif kepada daerah yang dengan tegas menyatakan penolakan pajak iklan rokok.
Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia, Anung Sugihantono usai pembukaan The 2018 Asia Pacific Tobacco Control Leadership Program yang diselenggarakan 4-9 November 2018 di Grand Inna Kuta Hotel, Bali, Senin, 5 November 2018.
“Di tingkat nasional ada mainstreaming tentang bagaimana kita ‘mengganti’ pendapatan daerah dari pajak iklan rokok menjadi insentif pemerintah, sepanjang pemda itu konsen mengurangi konsumsi tembakau di masing-masing daerah,” kata Anung.
Pada forum yang diikuti negara-negara kawasan Asia Tenggara itu, ia melanjutkan, pertemuan yang difasilitasi oleh JHSPH Amerika, The Union dan Udayana Central Unud itu akan lebih menitikberatkan pada leadership.
“Forum ini kita bicara cara pengendaliannya, leadership. Bagaimana seseorang di manapun posisinya bisa menjadi agen pembaharu tobacco control ini. Tujuannya adalah lahirnya kebijakan menghilangkan, paling tidak mengurangi berbagai hal yang berkaitan dengan konsumsi tembakau dan rokok di negara-negara Asia Pasifik,” tutur dia.
Di Indonesia sendiri, belum semua daerah memberlakukan pembatasan tembakau atau rokok. Namun, ada beberapa daerah yang bisa melakukan pengendalian terhadap konsumsi rokok dan tembakau.
“Di beberapa daerah di Pulau Jawa ada peraturan desa yang melarang dan mendorong masyarakat untuk tidak merokok. Kabupaten juga sekarang membuat asosiasi yang tidak mau menerima iklan rokok. Ini hal baik,” paparnya.
Pada forum ini, masing-masing delegasi akan memaparkan agenda kerja yang sudah dilakukan dalam mengendalikan tembakau dan rokok.
“Apa yang kita lakukan di Indonesia juga kita share ke negara-negara lain yang ikut dalam pertemuan ini. Kita berharap semoga bisa menjadi aliansi di tingkat regional maupun global,” harapnya.
Pada pertemuan itu, hadir di antaranya perwakilan dari Myanmar, India, Kamboja, Nepal, Vietnam, Timor Leste, Filipina, Singapura dan Indonesia. (ase)