Angkatan Kerja Perempuan RI Masih Jauh Tertinggal dari Laki-laki
- ANTARA FOTO/David Muharmansyah
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, penduduk yang telah bekerja pada Agustus 2018 mengalami peningkatan 2,99 juta orang, dari Agustus 2017 sebanyak 121,02 juta orang menjadi 124,01 juta orang Agustus tahun ini.
BPS juga mencatat, peningkatan tersebut juga tercatat beriringan dengan melebarnya kesenjangan partisipasi kerja antara kaum laki-laki dan perempuan di Indonesia.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pada periode tersebut, dikatakannya penduduk laki-laki yang bekerja mencapai 82,69 persen, sedangkan perempuan hanya mencapai 51,88 persen.
"Bahwa masih ada kesenjangan antara tingkat partisipasi angkatan kerja (laki-laki dan perempuan) pada Agustus 2018. Jadi masih ada gap tinggi," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin 5 November 2018.
Meski perempuan masih tertinggal, lanjut dia, namun progres pertumbuhan partisipasi angkatan kerjanya tumbuh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yakni dari 50,89 persen di Agustus 2017 menjadi 51,88 persen. Sedangkan laki-laki hanya dari 82,51 persen menjadi 82,69 persen.
"Sekarang 51,88 perempuan makin berkontribusi dalam perekonomian kita meski ada gap tapi ada perbaikan," ungkapnya.
Sementara itu, dari penduduk bekerja tersebut, menurut lapangan pekerjaannya masih didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 28,79 persen, perdagangan 18,61 persen, dan industri pengolahan 14,72 persen.
Sedangkan menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dia mengatakan penduduk bekerja lulusan SD mendominasi sebanyak 50,46 juta orang atau 40,69 persen. Diikuti SMP sebanyak 22,43 juta orang atau 18,09 persen serta lulusan SMA sebanyak 22,34 juta orang atau 18,01 persen.
Adapun menurut jam kerjanya, persentase tertinggi didominasi oleh pekerja penuh dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu sebanyak 71,31 persen, pekerja paruh waktu 22,07 persen dan pekerja setengah pengangguran 6,62 persen.