Rest Area Ikonik dan Terindah Bakal Dibangun di Tol Semarang-Solo
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Pembangunan tol Trans Jawa ruas Batang-Semarang maupun Semarang-Solo di Provinsi Jawa Tengah ditargetkan rampung dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2018. Sebagai fasilitas pendukung, tol Semarang-Solo akan dibangun sebuah rest area atau area untuk beristirahat ikonik yang diklaim bakal terindah se-Indonesia.
Rest area terindah itu akan dibangun di Kilometer 49 ruas tol Semarang-Solo yang didesain sebagai etalase Jawa Tengah. Namanya rest area Pendopo 49. Lokasi itu dibangun Pemprov Jateng bekerja sama dengan Astra Properti.
Presiden Direktur Astra Properti Paulus Bambang, menjelaskan bahwa ada tiga hal utama yang menjadi andalan Pendopo 49 yang segera dibangun di tol Trans Jawa itu. Bangunannya didesain futuristik, connecting area, dan mampu memberdayakan produk khas Jawa Tengah.
"Konsep pembangunan rest area seperti ini baru kali pertama di Indonesia. Dan saya harap ini jadi jawaban atas tantangan dari Pak Ganjar," kata Bambang saat beraudiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Senin, 5 November 2018.Â
Sejumlah fasilitas lengkap serta ikonik akan dibangun di Pendopo 49 yang menjadi ikon Jawa Tengah. Kawasan itu akan ditunjang desain serta pemandangan yang indah, beragam kuliner dan kerajinan khas provinsi dengan 35 kabupaten/kota itu.Â
Di rest area itu bakal dibangun pula panggung terbuka untuk pertunjukan kesenian. Desain unggulannya ialah lima pendopo sebagai gambaran lima gunung di Jawa Tengah. Dibangun tanpa berharap keuntungan atau profit oriented.Â
Paulus Bambang menargetkan pembangunan Pendopo 49 selama dua puluh enam bulan mendatang.Â
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu mengapresiasi inisiatif rencana pembangunan rest area ikonik di tol Semarang-Solo. Menurutnya, sudah semestinya pembangunan saat ini mengedepankan aspek alam dan sosial.
"Bikin hal lain di jalan tol. Social enterpreneur. Sebagai pintu masuk menikmati kearifan lokal, kerajinan, kuliner dan alam Jawa Tengah. Jadi ini etalase Jateng," kata Ganjar.Â
Terkait social enterpreneur, Ganjar mengatakan orientasi pembangunan rest area tidak melulu berorientasi keuntungan. Namun penyediaan tempat bagi masyarakat untuk menunjukkan kekayaan Jawa Tengah, seperti kerajinan, kuliner, kesenian maupun pemandangan alam Jawa Tengah.
Maka pembangunan yang dirancang seluas lahan mencapai 10 hektare itu, selain jadi tempat istirahat, juga tidak menutup kemungkinan akan jadi destinasi baru yang benar-benar sebagai gambaran Jawa Tengah dan desain modern.Â
"Seperti di bandara, gabungan dari berbagai ahli, dari seniman sampai arsitektur yang memasukkan Jawa Tengah di Bandara Ahmad Yani yang membuat saya tidak bisa komentar," kata mantan anggota DPR itu.Â
Untuk isian rest area itu, Ganjar menekankan harus diisi produk asli Jawa Tengah. Dari kerajinan, kuliner sampai keseniannya. Namun harus menggunakan sistem modern.Â
"Agar UMKM bisa jalan haru kita seleksi. Dua tahun pertama tidak ada produk asing. Harga jangan ngeprok, bilang jualannya jangan caramu, tapi cara kita. Kualitas bagus harga terjangkau dan semua harus enak," kata Gubernur. (ren)