Disebut Antek Asing, Jokowi Pamer RI Rebut Blok Mahakam dan Freeport
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Presiden Joko Widodo mengaku heran sering disebut antek asing atau aseng selama memimpin pemerintahan. Padahal, ia menegaskan selama empat tahun menjabat, selalu berusaha mengusai aset negara dari kepemilikan asing.
Ia pun menyebut pemerintah sudah mengambil alih beberapa aset kepemilikan asing, seperti Blok Mahakam, Blok Rokan, dan Freeport.
"Sering di luar saya dituding antek asing. Mana antek asingnya, saya tanya? Tadi sudah disampaikan Datuk Budi dari Riau. Bagaimana antek asingnya, Blok Rokan Chevron dikelola berapa tahun? Sekarang dikelola Pertamina seratus persen. Sekarang Blok Mahakam seratus persen kita serahkan ke Pertamina," ujar Jokowi saat membuka rakernas Relawan Pengusaha Muda Nasional di Jakarta, Sabtu, 3 November 2018.
Kinerja lain ialah soal divestasi saham PT Freeport Indonesia. Menurutnya, dalam proses negosiasi divestasi selama 3,5 tahun banyak tekanan. Hal itu bukan hal yang mudah.
Hingga setelah 3,5 tahun negosiasi, Indonesia memiliki saham 51 persen di PT Freeport. Meski demikian, Jokowi tidak menutup diri bermitra dengan perusahaan asing.
"Pertanyaan saya, antek asingnya di mana? Kalau enggak siap, partner dengan asing enggak apa-apa kok. Tapi national interest harus nomor satu," katanya.
Ia pun menjawab isu serbuan tenaga kerja asing asal Tiongkok ke Indonesia. Menurut Jokowi, pekerja asal Tingkok di Indonesia di bawah satu persen atau sekitar 24 ribu, bukan 10 juta sebagaimana rumor yang berkembang.
Presiden meminta masyarakat melihat juga pekerja Indonesia di mancanegara, misal 80 ribu di Tiongkok, 200 ribu di Hong Kong, 200 ribu di Taiwan.
Angka itu, kata Jokowi, jelas bukan Indonesia yang menjadi antek asing, melainkan negara-negara yang banyak pekerja Indonesia-lah yang begitu. Yang antek asing yang mana? Berarti yang di sana yang antek Indonesia kalau bicara antek-antekan," ujarnya.
Isu lain yang dijawab Jokowi adalah harga sembako. Menurut Presiden, harga sembako relatif terkendali karena rendahnya inflasi yang sebesar 3,5 persen. “Kalau mau lihat harga, ya, lihat saja ke pasar. Kalau inflasi di bawah 3,5 persen pasti terkendali. Kalau saya bukan pengusaha, enggak ngerti kayak gitu.”
Terakhir, Jokowi menyampaikan isu soal dia dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menceritakan bahwa PKI dibubarkan antara tahun 1965-1966. Sedangkan dia lahir pada tahun 1961. Artinya, umur Jokowi baru empat tahun saat PKI dibubarkan.
"Masa ada PKI balita. Buat isu, tuh, yang cerdas gitu, loh. Isu tidak masuk akal dilempar. Tapi ada yang percaya. Coba lihat di medsos, Ketua PKI DN Aidit. Saya lahir saja belum, kok, sudah mendampingi dia. Yang saya seneng kok ya mirip. Tapi ada yang percaya," katanya. (mus)