Lion Air, Ambisi Rusdi Kirana, dan Bayang-bayang Insiden Kecelakaan
- bbc
Mulai beroperasi 18 tahun silam dengan mengenalkan penerbangan berbiaya murah, Lion Air tumbuh pesat menjadi maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, tetapi tidak terlepas dari kendala yang terus menghantuinya.
Menguasai hampir 40% pangsa pasar domestik, maskapai yang dimiliki keluarga Kirana ini terus berambisi memperbesar armadanya, kendati masih dihadapkan persoalan sumber daya manusia dan mismanajemen, ujar wartawan penerbangan.
Mereka melakukan kontrak pengadaan pesawat lebih dari 200 unit pada sejumlah perusahaan pembuat pesawat terkenal.
Walaupun demikian, perjalanan mereka diwarnai insiden kecelakaan fatal dan persoalan manajemen yang membuat beberapa kali terkena sanksi.
Didirikan oleh Rusdi Kirana dan saudaranya, maskapai ini mengawalinya dengan dua pesawat sewaan pada pertengahan 2000, dan dalam 18 tahun kemudian, tumbuh menjadi maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia.
"Dia (Rusdi Kirana) mempunyai ambisi. Dia juga jeli dalam melihat pasar," kata pengamat penerbangan, Duddy Sudibyo, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Selasa (30/10).
"Dia memperkenalkan Lion Air, di mana orang bersandal jepit bisa terbang, itu suatu hal yang revolusioner," tambah Duddy.
Dalam berbagai wawancara, Rusdi mengaku mengawali bisnisnya dari bawah. Pria kelahiran 1963 ini, dalam wawancara dengan mengaku pernah menjadi sales mesin ketik Brother, sebelum mendirikan perusahaan tur.