Ketika Layanan Keuangan Digital Ikut Rayakan Hari Oeang
- ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
VIVA – Sudah 72 tahun Oeang Republik Indonesia atau ORI berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, menggantikan mata uang peninggalan era penjajahan dari Belanda dan Jepang. ORI pun telah bertransformasi menjadi rupiah.
Meski demikian, jalan panjang tersebut nyatanya tak buat rupiah berjaya, karena kita masih tetap perlu berjuang untuk pemerataan ekonomi. Rasio keuangan inklusif pun berada pada angka 63 persen, yang artinya banyak Penduduk Indonesia belum menikmati layanan keuangan.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan pada 2019 nanti, pihaknya menargetkan peningkatan rasio keuangan inklusif 75 persen. Target tersebut, diikuti ajakan Pemerintah kepada semua pihak untuk meningkatkan layanan keuangan digital, tak terkecuali pihak swasta.
Menurut laporan McKinsey berjudul The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia’s economic development, transaksi keuangan dan perdagangan secara online dapat memperbanyak jumlah pengguna layanan keuangan serta memberikan aksesibilitas yang lebih luas, khususnya bagi masyarakat luar Jawa.
Menanggapi hal tersebut, Strategic Development untuk Tokopedia Center, Doni Nathaniel mengungkapkan pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dan terus mendekatkan masyarakat dengan fasilitas layanan keuangan.
Menurut dia, keberadaan Tokopedia Center akan membuka pintu pengetahuan bagi warga sekitar untuk berani melangkah ke masa depan yang lebih baik, memulai berbisnis online maupun berbelanja online, terutama bagi UMKM.
"Pada September 2018, Tokopedia Center diresmikan di tiga kota, yaitu Boyolali, Palu, Padang, dan akan menyusul di daerah lainnya di Indonesia," jelas Doni dalam keterangannya dikutip Kamis, 1 November 2018.
Ia mengungkapkan, animo masyarakat atas Tokopedia Center cukup positif, dilihat dari pertumbuhan jumlah transaksi hingga Oktober 2018 dari dua lokasi Tokopedia Center, Padang dan Boyolali, meningkat hingga dua kali sejak pembukaan.
Sementara itu, Tokopedia Palu, meskipun masih dalam pemulihan karena bencana baru-baru ini, mencatatkan pertumbuhan yang juga cukup menarik.
"Dalam tiga bulan beroperasi, pertumbuhan transaksinya mencapai hampir 50 persen," tegasnya.
Adapun transaksi paling populer di Tokopedia Center, Doni menuturkan adalah pada pembelian dari marketplace dan pembayaran produk digital, seperti pulsa dan pembelian tiket pesawat dan kereta api.
Selain dari marketplace dan produk digital, Tokopedia juga terus mengupayakan pemerataan ekonomi di Indonesia melalui fintech. Mendukung cashless society, Tokopedia sejauh ini telah memiliki beberapa produk fintech seperti Reksa Dana, pinjaman modal dan kartu kredit.
"Semua produk digital dan fintech dimaksudkan mempermudah akses keuangan bagi pengguna. Reksa dana misalnya, dimaksudkan memunculkan kebiasaan investasi dalam masyarakat karena bisa dimulai dari Rp10 ribu," ujarnya.