Penjelasan Bappenas soal Sulit Majunya Industri Halal di RI
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Pemerintah dan Bank Indonesia sudah bekerja sama, untuk mendorong Indonesia menjadi pemain dalam industri halal. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, sudah sejak 2016, industri halal berkembang pesat di dunia.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah mendorong kredit syariah, yang datangnya dari sektor rill. Sektor industri tersebut, antara lain makanan, fashion, dan pariwisata.
"Jadi, sekarang tantangannya, bagaimana kita bisa mendorong kredit syariah, yang datangnya harus dari sektor rill. Kredit syariah tidak bisa naik sendiri dan tidak semua transaksi harus ada underline-nya. Transaksi yang melibatkan Islamic Bank, harus jelas underline-nya, dan harus ada sektor riilnya," ucap Bambang di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan, Senin 29 Oktober 2018.
Selain itu, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar berpotensi memiliki gaya hidup yang halal. Namun, masyarakat juga harus mau berfikir menggunakan produk global yang halal.
Dari segi keuangan, masyarakat juga harus mampu mengembangkan kredit syariah secara alamiah.
"Pada sektor riil yang memenuhi kaidah aturan syariah, membuat kita berpikir harus jadi global halal industri. Namun, karena industri halal ini yang akan menjadi pihak, akan membutuhkan kredit secara alamiah," tambahnya.
Bambang berharap, produsen produk halal akan semakin banyak di Indonesia, agar dapat membuat potensi market produk halal meningkat. Dengan begitu, ekonomi syariah di Indonesia dapat berkembang, dan dapat membawa Indonesia menjadi negara maju Â
"Potensi market baju muslim sudah besar, tetapi produsennya tidak banyak. Untuk mengembangkan produsennya harus ada keuangan dari perbankan syariah, makanya harus ada halal industri," tutur Bambang.