Pasokan Listrik di Palu Sudah Normal, Satu Pembangkit Masih Rusak
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan, saat ini kondisi pasokan listrik untuk wilayah bencana gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, sudah kembali berjalan normal. Bahkan, kondisi itu menurut Andy sudah dimulai sejak hari keempat pascabencana.
"Update soal Palu, Donggala dan Sigi, saya kira hari keempat kan sudah menyala semua. Sekarang memang ada satu pembangkit (listrik) itu kayaknya memang agak susah ya, karena memang rusak," kata Andy di kantornya, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 29 Oktober 2018.
Meski demikian, Andy menjelaskan bahwa supply listrik dari Poso, yang kapasitas maksimumnya bisa mencapai 100-125 megawatt, saat ini sudah bisa disalurkan dengan kapasitas antara 90-100 megawatt. "Kebutuhannya sekarang masih 60-70 megawatt. Cukup lah listrik di sana, enggak ada masalah," kata Andy.
Andy menjelaskan, ketersediaan listrik di Palu, Donggala dan Sigi pasca diterpa bencana merupakan salah satu hal mendesak yang akhirnya bisa dipenuhi pemerintah dalam waktu empat hari pasca kejadian.
Sebab, dengan listrik itu lah sejumlah aspek penghidupan dan kegiatan masyarakat bisa kembali berjalan, sehingga bisa turut berkontribusi dalam berbagai upaya perbaikan pascabencana di wilayah-wilayah tersebut.
"Karena ada listrik duluan, maka empat hari akhirnya semua sudah bisa berjalan normal. SPBU bisa menjalankan pompanya dan kegiatan-kegiatan lainnya juga sudah bisa berjalan. Jadi kalau dari sisi kelistrikan semua di sana sudah normal kembali," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan sistem kelistrikan Kota Palu dan sekitarnya berangsur pulih usai dilanda bencana gempa dan tsunami. Sekitar 70 persen beban listrik tiga hari pasca bencana sudah kembali menyala.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal, menjelaskan, pemulihan kelistrikan ini bisa berjalan cepat berkat sinergi antara PLN, Pertamina, TNI, Polri, dan Telkom.