Istana Ungkap Alasan Ekonomi RI Belum Bisa Tumbuh di Atas 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Kebijakan berbasis data, dinilai menjadi keharusan di Indonesia di masa depan. Karena itu, singkronisasi dan perhitungan data beras yang baru dirilis oleh Badan Pusat Statistik disambut baik. 

Mentan Sebut Pompanisasi Upaya Jaga Stok Pangan Hadapi Kekeringan Panjang

Staf Ahli Kepresidenan Bidang Ekonomi. Ahmad Erani Yustika berpendapat, dengan sinergi data tersebut arah kebijakan pemerintah pun dapat tepat sasaran di masa depan. 

"Kita memahami, suatu produksi dari sejumlah komoditas untuk bisa mendapat data itu sebuah perjuangan yang luar biasa. Begitu data beras disampaikan, maka keseluruhan pikiran, kebijakan, harus diikuti program berikut akan berubah," ujar Erani di Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.

Mentan Amran Sulaiman Dorong "Tanam Culik" di Tuban untuk Percepatan Produksi Beras

Dia berpendapat, Indonesia sedang memasuki babak baru sebagai negara modern. Karena itu, segala sesuatu hal harus didasari dengan data.

Selain itu dia menjelaskan, untuk mampu menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus memperkokoh kerangka makro yang dimiliki. Dengan begitu, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen. 

Ada El Nino, Mentan Targetkan Produksi Beras 3,5 Juta Ton hingga Akhir Tahun

"Belum bisa tumbuh lebih dari lima persen, karena disebabkan ekonomi global, yang situasinya menurun. Banyak sekali negara, tidak terkecuali China, mengalami penurunan," tuturnya. (asp)

Ilustrasi beras.

Produksi Beras RI Berpotensi Turun 760.000 Ribu Ton pada 2024

Produksi beras nasional berpotensi turun pada tahun 2024 dibandingkan 2023. Penurunan produksi ini diperkirakan sebesar 2,43 persen atau 760.000 ribu ton.

img_title
VIVA.co.id
15 Oktober 2024