Soal Produksi Beras, Jokowi Tegaskan Pakai Data BPS

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Sultan Brunai Darussalam Hasannal Bolkiah (kedua kiri) saat jamuan makan malam dalam rangkaian pertemuan ASEAN Leaders Gathering di Sofitel Nusa Dua, Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari

VIVA – Perbedaan data beras antar institusi pemerintah, sempat memicu persoalan beberapa waktu lalu. Khususnya yang terjadi di Kementerian Pertanian degan Badan Pusat Statistik (BPS).

Mentan Sebut Pompanisasi Upaya Jaga Stok Pangan Hadapi Kekeringan Panjang

Presiden Joko Widodo pun mengakui, akurasi data beras sebenarnya sudah tidak akurat sejak lama. Sejak tahun 1997, tidak ada data beras yang benar. Pemerintah pun terus melakukan singkronisasi data. 

"Ini kami sudah setahun yang lalu BPS menyampaikan kepada kita dan ini yang mau kita benarkan, kita betulkan. Ya sudah pakai itu," jelas Presiden Jokowi, di ICE BSD, Tangerang Banten, Rabu 24 Oktober 2018.

Mentan Amran Sulaiman Dorong "Tanam Culik" di Tuban untuk Percepatan Produksi Beras

Pemerintah menurutnya, telah komitmen untuk menggunakan data BPS sebagai acuan. Sehingga dikemudian hari tidak ada lagi perbedaan data yang mengakibatkan kebijakan jadi tidak tepat sasaran. 

Kementerian terkait pun ditegaskan tidak boleh menggunakan data yang dimilikinya sendiri. Agar sinergi data ini bisa berjalan maksimal.

Ada El Nino, Mentan Targetkan Produksi Beras 3,5 Juta Ton hingga Akhir Tahun

"Iya dong semua pakai (data dari BPS)," kata Jokowi.

Ilustrasi beras.

Produksi Beras RI Berpotensi Turun 760.000 Ribu Ton pada 2024

Produksi beras nasional berpotensi turun pada tahun 2024 dibandingkan 2023. Penurunan produksi ini diperkirakan sebesar 2,43 persen atau 760.000 ribu ton.

img_title
VIVA.co.id
15 Oktober 2024