Tahun Depan, Menhub Bakal Tambah Lima Trayek Tol Laut

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau kapal tol laut di Pelabuhan Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, untuk terus mendorong capaian pemerintah selama empat tahun ini, khususnya sektor Tol Laut yang menjadi program andalan, pihaknya akan melakukan penambahan trayek tol laut, salah satunya menambah jumlah kapal.

Ditanya Nelayan soal Program Tol Laut Jokowi, Anies Baswedan Jawab Itu Proyek Gagal

Hingga kini, setidaknya pemerintah telah berhasil membangun dan mengoperasikan 15 trayek tol laut, diantaranya Trayek T-1 rute Teluk Bayur – P. Nias (Gn. Sitoli) – Mentawai (Sikakap) – P. Enggano – Bengkulu PP yang dioperasikan oleh  PT. ASDP dengan KM. PRIMA NUSANTARA 01. 

Serta, Trayek T-2 rute Tanjung Priok – Tanjung Batu – Blinyu – Tarempa – Natuna (Selat Lampa) – Midai– Serasan – Tanjung Priok yang dioperasikan PT PELNI dengan KM. CARAKA JAYA NIAGA  III-4.

Perpendek Waktu Tempuh Kapal ke NTT, Kemenhub Buka Rute Trayek Hub-Spoke Tol Laut

"Tol laut, saya kemarin ke Jatim ada lagi kapal yang 16 kapal yang akan menggantikan kapal-kapal yang ada. Tahun depan ini memang kita ingin selain menambah jarak, kita juga ingin ada suatu kualitas meningkat," kata dia saat ditemui di kantornya, Senin 22 Oktober 2018.

Selain itu, dia menambahkan, pemerintah juga berencana untuk menambah lima trayek lagi dari yang saat ini sudah terdapat 15 trayek yang beroperasi. Meski demikian, dia belum merinci, rute tambahan mana saja dari lima trayek tambahan tersebut.

Pagu Anggaran Kemenhub 2024 Tambah Rp 400 Miliar Jadi Rp 38,47 Triliun

"Sekarang 15 (trayek) jadi 20. Tambah trayek kira-kira tiga sampai lima trayek lagi. Tapi dari yang ada mungkin kita akan adakan sesuatu perubahan juga. Saya belum final karena ada beberapa yang kita ubah rutenya. Tapi memang kebanyakan Indonesia timur," ungkapnya.

Nantinya, penambahan trayek tersebut dikatakannya akan kembali dilakukan dengan berbagi kerja sama pengelolaan bersama dengan pihak swasta. Akan tetapi ditegaskannya hingga tahun depan subsidi untuk tol laut tetap akan dianggarkan sebesar Rp800 miliar.

"Tetap ada (subsidi), tidak turun, kira-kira Rp800 miliar, itu kombinasi dengan subsidi dari angkutan. Katakanlah kita menggunakan beberapa instrumen kerja sama dengan swasta di daerah timur dan juga mendedikasikan barang untuk tertentu seperti semen, beras, gula, sehingga komoditas yang kita harapkan penurunan harga semakin jelas," paparnya.

Suasana arus lalu lintas padat di Berawa, Bali

Selain MRT, Bali Bakal Bangun Tol Laut di Awal 2025 untuk Atasi Kemacetan

Kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Bali semakin tinggi yang berdampak pada kemacetan hampir di beberapa wilayah seperti, Canggu, Seminyak, Kuta dan Ubud.

img_title
VIVA.co.id
14 Desember 2024