Milenial, Ini Momentum yang Tepat Investasi di Pasar Modal

VIVA Talk Investasi Jaman Now
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Generasi milenial harus mulai memikirkan investasi yang cocok untuk menjamin kesejahteraan di masa depan. Investasi di pasar modal pun dinilai dapat dijadikan salah satu pilihan menjanjikan. 

Harga Bitcoin Meroket dan Tampak Menguntungkan, Ini 12 Strategi Mulai Investasi Kripto

Sebetulnya investasi di pasar modal memiliki tingkat pengembalian atau untung yang tinggi. Namun, di sisi lain juga memiliki tingkat risiko yang tinggi. 

Lantas kapan momentum yang tepat untuk investasi di pasar modal?

Bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6,50%

Head of Economic Research PT Danareksa, Damhuri Nasution, mengatakan, kondisi makro ekonomi sangat memengaruhi untung dan rugi investasi di pasar modal. 

"Anda bisa untung lebih besar, tapi bisa juga buntung lebih parah, Saya pikir Anda harus tahu kapan Anda masuk, dan kapan Anda harus keluar. Ini kata kuncinya," kata Damhuri dalam acara VIVA Talk bertajuk 'Investasi Jaman Now', di Jakarta, Kamis 18 Oktober 2018. 

Presiden China Xi Jinping Bakal Sampaikan 'Kejutan' di KTT APEC

Ia melanjutkan, kondisi makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi hingga inflasi, sangat memengaruhi investasi di pasar modal. Baik itu dalam instrumen saham, obligasi atau pun reksa dana. 

"Ketika ekonomi kita tumbuh bagus return-nya naik, ketika ekonominya turun return-nya turun. Dan ini sangat konsisten," katanya. 

Selain itu, faktor suku bunga menentukan keuntungan investasi saham maupun obligasi. Ketika suku bunga naik, ekonomi turun dan artinya kinerja pasar modal juga turun. 

"Ketika suku bunga naik, saran saya mending keluar dari saham masuk ke instrumen lain yang menawarkan return lebih tinggi. Jadi strategi harus ada. Begitu ekonomi mulai membaik lagi ke depan maka masuk lagi, begitu mulai memburuk keluar lagi," ujarnya. 

Ia juga menekankan, saham memiliki fluktuasi yang luar biasa. Investor saham mampu meraup untung hingga 50 persen dari modal yang dikeluarkan. Namun, bisa juga merugi dengan nilai yang sangat besar. 

"Kalau Anda taruh di deposito ya return-nya segitu-gitu saja. Sebenarnya kalau kita hitung rata-rata, 10 tahun terakhir kita bisa untung 14 persen di saham, kalau deposito paling 7 persen," ucapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya