Defisit APBN Akhir September Rp200 Triliun, Lebih Rendah dari Proyeksi

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Kementerian Keuangan mencatat, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga 30 September 2018 sebesar Rp200,2 triliun. Defisit itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp272 triliun serta lebih rendah dari target APBN 2018 yang sebesar Rp397,2 triliun.

Sosialisasi Pajak Bareng Sri Mulyani, Ganjar Minta Warga Jangan Takut

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, penurunan yang hampir Rp72 triliun itu merupakan capaian yang sangat baik. Sehingga diperkirakan hingga akhir tahun kinerja defisit APBN akan terus mengalami penurunan yang signifikan.

"Sehingga realisasi defisitnya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 1,35 persen, ini jauh lebih kecil dibandingkan defisit tahun lalu yang mencapai dua persen dari PDB kita," katanya saat konferensi pers APBN KiTa, di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu 17 Oktober 2018.

Soal Banjir Rob, Bupati Demak Curhat ke Sri Mulyani Minta Bantuan

Lebih lanjut, dia menjelaskan defisit tersebut merupakan realisasi dari pendapatan dan belanja negara yang sama-sama berkinerja dengan sangat baik di September 2018. Di mana pendapatan negara keseluruhan pada periode itu mencapai Rp1.312,3 triliun atau tumbuh 19 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.103 triliun.

"Ini kalau dilihat dari porsi target penerimaan kita, lebih tinggi dari tahun lalu yang di Septembernya hanya mengumpulkan 63,5 persen sedangkan saat ini 69,3 persen," tuturnya.

Sri Mulyani Akui 20 Tahun Desentralisasi Fiskal Banyak PR, Apa Saja?

Sementara itu dari sisi belanja negara, dia menjelaskan, keseluruhan hingga akhir September 2018 adalah mencapai Rp1.512,6 triliun, atau tumbuh 10 persen dibandingkan realisasi belanja periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp1.375 persen.

"Pendapatan negara terjadi peningkatan dan menggapai prestasi yang baik. Belanja negara juga sangat baik," ungkapnya.

Dengan begitu, maka dikatakannya, untuk keseimbangan primer, mengalami negatif yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu dari negatif Rp99,2 triliun menjadi Rp2,4 triliun.

"Kita akan lihat dengan tren penerimaan dan belanja yang sangat baik maka outlook sampai akhir tahun nanti akan sangat menggembirakan," ungkapnya. (ren)

Ilustrasi: Pemulihan Ekonomi. Foto: Shutterstock

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Pandemi di Indonesia belum berakhir. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk menangani dampak ekonomi ialah Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2022