Ini Bus Listrik yang Bikin Ketagihan Delegasi IMF-World Bank 2018

Bus Listrik Buatan Bakrie
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – PT Bakrie and Brothers Tbk melalui anak usahanya PT Bakrie Autoparts resmi memperkenalkan bus listrik sebagai bisnis barunya. Bus tersebut digunakan dalam ajang bergengsi dunia yaitu Annual Meeting IMF-World Bank 2018.

Arus Kas Lebih Kuat, BNBR Berhasil Turunkan Liabilitas 38 Persen, Ekuitas Naik 62,7 Persen

Kepala Divisi Operasi Nusa Dua ITDC, I Made Pari Wijaya, mengatakan, bus yang disediakan oleh Bakrie Autoparts yang bekerja sama dengan BYD China adalah bus yang sangat bagus dan nyaman.

Menurut dia, bus yang baru digunakan pertama kali pada kegiatan internasional ini masuk dalam kategori ramah lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan di lokasi acara IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.

Kuasi Reorganisasi Rampung, BNBR Kini Bisa Fokus Jalankan Bisnis dengan Lebih Baik

"Bus ini sangat sesuai dengan standar kawasan kita (Nusa Dua) yang wajib kendaraan low emisi dan ramah lingkungan," ujar Made, di Jimbaran, Bali, Senin 15 Oktober 2018.

Ia mengatakan, pengoperasian bus listrik milik Bakrie dan BYD ini sangat membantu para delegasi untuk cepat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Bahkan, para delegasi menangkap kesan bus ini sangat nyaman.

Ada Investor Baru! 10,63% Saham VKTR Diborong Senilai Rp 465 Miliar

"Kami lihat delegasi senang menggunakan bus tersebut, bus ini kelas bintang lima dan sesuai standar kawasan kita (Nusa Dua). Bus ini pun dioperasikan 18 jam," ujarnya.

Sementara itu, terkait banyaknya minat pada bus tersebut, Made menyebutkan buktinya, di mana seharusnya bus listrik Bakrie tersebut hanya dipakai pada 8-14 Oktober 2018. Namun, karena masih banyak yang membutuhkan, waktu operasi bus ditambah hingga 21 Oktober 2018.

Wakil Direktur Utama Bakrie & Brothers, A. Ardiansyah Bakrie

Sementara itu, Direktur Utama PT Bakrie and Brothers Tbk, Bobby Gafur Umar, mengatakan, dalam pengembangan bus listrik ini perseroan akan bekerja sama dengan BYD China.

Dalam tahap bisnisnya nanti, lanjut Bobby, perseroan akan menawarkan konsep bisnis kepada sejumlah pemerintah daerah di Indonesia. Salah satunya yang sudah menyatakan minat adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Adapun konsep penjualannya, lanjut dia, tidak berupa penjualan bus kepada pemda terkait, melainkan melalui kerja sama operasi. Seperti, pembayaran per kilometer, per penumpang atau skema lainnya yang tidak memberatkan.

Untuk tahap pengembangan ini, Bobby mengatakan, perseroan akan mengeluarkan investasi awal sekitar US$250-300 juta dalam tiga tahun ke depan.

"Jadi kita ini masih tahap pengenalan, kita itu jual service untuk bus listrik ini. Rencananya bus ini akan resmi di-lauching pada acara GIIAS pada tahun depan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya