Dampak Perang Dagang AS-China 

Mata uang Yuan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Gubernur Bank Sentral China, Yi Gang, mengakui perang perdagangan antara negaranya dan Amerika Serikat saat ini sangat memengaruhi perekonomian domestiknya, dan ekonomi dunia secara keseluruhan. Sebab menurutnya, dengan tensi perang perdagangan tersebut telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi global. 

RI Coba Manfaatkan RCEP Tarik Investasi ke Pasar Modal

"Baru-baru ini IMF telah memprediksikan penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh trade tension tersebut untuk major trade countries, juga bagi global ekonomi. Saya pikir saya sangat setuju dengan prediksi IMF tersebut, dan model prediksi kami sangat konsisten dengan yang dihasilkan IMF," ujarnya di acara G30, Nusa Dua, Bali Minggu 14 Oktober 2018.

Diutarakannya, perang dagang telah menimbulkan banyak persoalan, seperti dari biaya berlebih, ekspektasi negatif, dan tidak menentunya ekonomi. "Sehingga orang-orang merasa gelisah, dan pelaku pasar tidak menyukai itu," ujar dia menambahkan.

Strategi RI Hadapi Perang Dagang di Tengah Pandemi COVID-19

Karena itu, dia menegaskan, China akan melakukan percepatan reformasi kebijakan-kebijakan ekonomi, dan akan meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual, serta secara signifikan akan membuka sektor keuangan dan jasanya.

"Kami ingin solusi konstruktif yang lebih baik daripada perang dagang, di mana semua pihak akan lose-lose. Saya pikir mereka (pembuat kebijakan) harus meredakan dampak negatif pada ketegangan perdagangan sehingga seluruh dunia harus bekerja sama untuk mencari solusi yang konstruktif," ucap dia.

Airlangga Dorong Indonesia Produksi Vaksin Mandiri
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Sebut Geopolitik dan Perang Dagang Bisa Jadi 'Mimpi Buruk' Pariwisata RI

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meyakini kelebihan-kelebihan yang dimiliki pariwisata Indonesia mampu menopangnya.

img_title
VIVA.co.id
6 Juni 2024