Kembangkan Fintech di Indonesia, Jokowi Pakai Cara Bill Clinton
- Arrijal Rachman/VIVA.co.id.
VIVA – Presiden Joko Widodo berjanji bakal terus mendorong perkembangan teknologi digital di Indonesia, khususnya untuk pengembangan sektor teknologi keuangan (Fintech). Jokowi menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara di acara The Bali Fintech Agenda, yang merupakan bagian dari acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018.
Jokowi menjelaskan, cara yang akan ditempuh untuk mengembangkan adalah dengan mengikuti cara Presiden Bill Clinton, yakni Presiden ke-42 Amerika Serikat dalam memberlakukan perkembangan inovasi digital, yakni dengan pendekatan light touch dan safe habor.
"Yang membuat internet ini muncul, boom technology, adalah adanya regulasi visoner di bawah pemerintahan Bill Clinton yang membuat tatanan regulasi yang dilandasi dua prinsip, yaitu light touch dan safe labour," ujarnya di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pendekatan light touch itu sendiri merupakan pendekatan yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi para inovator untuk bereksperimen dengan tidak menetapkan peraturan-peraturan yang terlalu ketat dan mengekang para inovator. Baik terhadap penelitinya, pengusahanya atau pemberi modalnya.
"Semua eksperimen pasti gagal dan itulah sifat nature dari eksperimen. Menghukumnya adalah menggagalkannya. Tanpa ada eksperimen tidak ada inovasi sehingga kontradiksi bila membicarakan inovasi, namun menghukum kegagalan secara berlebih," ujarnya menambahkan.
Selain itu, terkait safe harbor, dia mengungkapkan, merupakan pendekatan yang memberikan kepercayaan diri bagi para investor dan pelaku usaha digital untuk mau berionovasi di Indonesia, mau menanamkan modalnya untuk teknologi. Sehingga mampu mendorong perkembangan teknologi secara cepat.
"Tempat yang aman itu adalah mencegah intervensi pemerintah yang berlebihan yang terlalu dini menetapkan regulasi dalam proses inovasi. Memberi inovator kepercayaan diri untuk bereksperimen. Sebagai hasilnya inovasi tumbuh pesat, tidak hanya meningkatkan kesejahteraan tapi juga beri pondasi internet modern saat ini," ujarnya menjelaskan.
"Kami harus akui kita punya banyak tugas untuk menyuarakan situasi ini terhadap kebutuhan pragmatis dan keterbukaan ini. Kita semua dapat menolong satu sama lain promosikan keterbukaan dengan standar global dan platform global." (mus)