Alasan The Fed Terus Lakukan Normalisasi Kebijakan Moneter AS

President and Chief Executive Officer of the Federal Reserve Bank of New York, John Carroll Williams, di Nusa Dua, Bali, Rabu 10 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Arrijal Rahman

VIVA – The Federal Reserve (The Fed) Bank Of New York menegaskan, penguatan ekonomi Amerika Serikat yang terus terjadi pasca krisis perekonomian yang melanda AS pada 2008, mengharuskan The Fed untuk mengimbangi penguatan perekonomian AS tersebut untuk menjaga mandatnya sebagai penjaga stabilitas harga dan memaksimalkan ruang kerja bagi masyarakatnya.

Kata Gubernur BI soal Peluang Turunkan Suku Bunga: Dulu Agak Lebar, Sekarang Terbatas

President dan Chief Executive Officer of the Federal Reserve Bank of New York, John Carroll Williams menjelaskan, dengan stimulus fiskal yang terus diberikan pemerintahan AS terhadap perekonomiannya, menjadikan sejumlah indikator perekonomian AS terus diproyeksikan mengalami penguatan.

Sebagai contoh, dia mengatakan, pada tahun ini pertumbuhan ekonomi AS akan mengarah ke level tiga persen terhadap produk domestik bruto, dan sedikit melambat ke level 2,5 persen pada 2019. 

Bank Indonesia Kembali Tahan BI Rate di Level 6 Persen

Kemudian, lanjut dia, tingkat pengangguran atau unemployment rate pada tahun depan mencapai 3,5 persen atau terendah sejak 50 tahun terakhir, dengan inflasi yang diperkirakan akan sedikit naik di level dua persen pada periode tersebut.

"Akibatnya, The Fed secara alamiah harus bergerak ke arah kebijakan moneter yang lebih normal. Saya melihat, keberlanjutan peningkatan suku bunga acuan secara bertahap menjadi pendorong terbaik untuk sustained economic expansion dan membuat kami terus dapat menggapai tujuan mandat ganda kami," tegasnya di Hotel Conrad, Nusa Dua, Bali, Rabu 10 Oktober 2018.

Ekonom Perkirakan BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Menurut dia, sejak The Fed menaikkan suku bunganya untuk pertama kali ke arah 0 persen pada Desember 2015, perekonomian AS terus menunjukkan perbaikannya. Bahkan saat FOMC secara bertahap terus menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate hingga September 2018 di 2-2,5 persen, tingkat pekerjaan masyarakat meningkat secara maksimal dan inflasi yang terkendali.

"Kami berulang kali menekankan bahwa kami melihat bahwa proses normalisasi yang bertahap itu, mencerminkan keseimbangan risiko untuk kami mencapai tujuan mandat kami, yaitu penurunan tingkat pengangguran dan menjaga sasaran inflasi kami. Perekonomian AS terus menguat dengan sehat bahkan disaat The Fed sedang menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali," tuturnya.

"Arah suku bunga acuan kami akan berlanjut dengan diarahkan oleh dua tujuan mandat kami tersebut. Serta, akan dibentuk berdasarkan data-data yang ada dan tetap memperhatikan dampaknya terhadap economic outlook. Kita memastikan akan terus transparan terkait cara kami melihat perekonomian kami dan kebijakan moneter kami," tegas dia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG Dibuka Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 21 November 2024 dibuka menguat 9 poin atau 0,13 persen di level 7.189.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024