Ekonom Proyeksi Suku Bunga The Fed Naik 25 Basis Poin

Gubernur The Fed, Gerome Powell
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA – Kepala ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, menilai, pelaku pasar sudah bulat memproyeksikan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) malam nanti akan menaikkan suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen dari level sebelumnya.

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

Keyakinan tersebut mencuat setelah data-data perekonomian Amerika beberapa hari terakhir menunjukkan tren yang positif, dimulai dari rilis data non farm payroll atau NFP yang meningkat di atas ekspektasi pada Agustus 2017 sebesar 201 ribu, maupun peningkatan pendapatan masyarakatnya yang sebesar 2,9 persen secara tahun ke tahun.

"The Fed itu memang sudah dalam ekspektasi ya, kenaikan (suku bunga) 25 basis poin. Jadi kelihatannya pasar sudah antisipasi ya. Bahkan pasar sudah antisipasi juga di akhir tahun kemungkinan akan naik lagi," kata David dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu 26 September 2018.

Ukraina Tak Lagi Ngotot Masuk NATO, Rupiah Hari Ini Menguat

Menurut David, kenaikan suku bunga acuan The Fed tidak lagi menjadi suatu perhatian utama pasar. Melainkan, arah ke depannya bagaimana keyakinan AS terhadap arah suku bunga acuannya, apakah akan semakin agresif kembali atau sebaliknya.

"Jadi kemungkinan yang dilihat bukan lagi kenaikannya, tapi forward guidance-nya nanti malam apa. Jadi notulennya itu menyatakan apa ke depan, apakah mereka masih yakin tiga kali lagi tahun depan," ungkap dia.

Rusia Umumkan Hari Tenang, Rupiah Kembali Menguat

Bagi Indonesia, lanjut dia, jika arah kebijakan tersebut cenderung sebaliknya atau malah mereda, potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan besar terjadi akibat arus modal yang belakangan ini terus kembali masuk ke AS, akan kembali lagi memasuki negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Meski begitu, David menilai, dengan melihat data-data perekonomian Amerika Serikat, tren kecenderungan arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat akan masih mengalami kenaikan hingga tahun depan. Kondisi ini yang harus diantisipasi oleh Indonesia, khususnya terhadap meningkatnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Tapi kalau lihat trennya, ke depan mungkin The Fed malah akan menaikkan. Kalau kita lihat ceritanya sejak tapering di 2013 trennya kecenderungan The Fed menaikkan, kecenderungan mata uang emerging market sejak 2013 melemah," tuturnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini kembali melemah, menembus level Rp14.900 atau nyaris Rp15.000. Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Rabu 26 September 2018, nilai tukar rupiah rata-rata di level Rp14.938.

Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini masih akan tertekan terhadap dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022