Keuntungan yang Didapat, Jika Swasta Biayai Bandara Komodo
- VIVA.co.id/Harry Siswoyo
VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal mulai membuka penawaran proyek pengembangan Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo bagi para investor. Dengan total nilai investasi mencapai Rp3 triliun, proyek itu akan dijalankan melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.
Plt Deputi Bidang Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya Soedibjo memastikan, selain masa konsesi 25 tahun bagi investor, nantinya pengembalian modal akan dilakukan dari pendapatan pengguna bandara yang diprediksi akan mencapai angka Rp5,84 triliun selama masa konsesi.
Angka itu, menurut Wisnu, sudah berdasarkan hasil laporan studi kelayakan, dari proyek Bandara Komodo dengan status sebagai bandara internasional jika pengembangan itu sudah rampung terlaksana.
"Artinya, investor kemungkinan mendapatkan pendapatan sebesar itu dari investasi awal yang dikucurkan sekitar Rp3 triliun," kata Wisnu di kantor BKPM, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa 25 September 2018.
Mengenai cakupan proyek yang akan menjadi ajang kerja sama antara pemerintah dan investor, Wisnu menjelaskan bahwa hal itu termasuk aspek pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan fasilitas bandara.
"Maka nantinya investor yang akan memenangkan tender (proyek pengembangan bandara ini) bisa membentuk konsorsium dengan perusahaan lain," ujarnya.
Diketahui, selain prediksi mengenai pendapatan Bandara Komodo sebesar Rp5,84 triliun selama masa konsesi, laporan studi kelayakan proyek Bandara Komodo dengan status sebagai bandara internasional itu juga memprediksi internal rate of return sebesar 15,65 persen.
Selain itu, tingkat pengembalian modal atau return on equity diperkirakan mencapai 16,18 persen, dan rasio debt service coverage ratio diperkirakan sekitar 1,96 kali.
Target pra kualifikasi dan lelang mitra KPBU telah ditargetkan pemerintah pada Oktober 2018, sehingga penetapan hasil lelang bisa diputuskan pada November 2018.
Sementara, target financial close proyek ini diharapkan akan selesai pada semester I-2019, sehingga proses kontruksi sudah mulai dilakukan pada semester II-2019.