Sampai Agustus, Utang Pemerintah Naik Lagi Jadi Rp4.363 Triliun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Utang pemerintah pada akhir Agustus 2018 kembali mengalami kenaikan. Kementerian Keuangan mencatat, pada periode tersebut, utang pemerintah sebesar Rp4.363,19 triliun atau naik Rp537,4 triliun dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp3.825,79 triliun.

Utang Pemerintah Naik ke Posisi Rp 8.560,36 Triliun di Awal Pemerintahan Prabowo

Sementara itu, jika dibandingkan realisasi utang pada bulan sebelumnya yang sebesar Rp4.253,02 triliun, utang pemerintah pada Agustus 2018 telah naik sebesar Rp110,17 triliun.

Meski mengalami kenaikan, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sebesar 30,31 persen, atau masih di bawah batas aman yang ditetapkan sebesar 60 persen dari PDB.

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.473,90 Triliun di Akhir September 2024

"Kami akan tetap jaga di sekitar itu. Kalau ada dinamika nilai tukar yang mengubah nilai nominal terutama utang luar negeri nanti kita akan adjust," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di kantornya, Jumat 21 September 2018.

Sri Mulyani menegaskan, meski terus mengalami kenaikan, utang tetap dikelola dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Terutama, menjaga penurunan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara atau APBN serta keseimbangan primer yang tetap positif.

Pemerintah Bakal Tarik Utang Akhir Tahun Buat Pembiayaan 2025

"Kan posisinya tidak selalu satu fix, tetapi kalau kita lihat dari sisi APBN defisit terus menurun, kemudian primary balance masih tetap positif sampai akhir Agustus menggambarkan kita merespons dengan kehati-hatian," jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Per Agustus 2018, berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, realisasi defisit APBN memang kembali mengalami penurunan. Yakni sebesar Rp150,7 triliun, dibandingkan posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp224,9 triliun.

Sementara itu, untuk keseimbangan primer, tercatat mengalami surplus sebesar Rp11,6 triliun, jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mengalami defisit mencapai Rp84 triliun.

"Jadi kalau kita mau sampaikan, perbaikan keseimbangan primer tahun lalu dan saat ini positif Rp95,6 triliun. Dari negatif Rp84 triliun, sekarang positif Rp11,6 triliun. Jadi jump perbaikan keseimbangan primer yang luar biasa," katanya.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, utang Pemerintah yang mengalami kenaikan salah satunya dikarenakan faktor eksternal seperti penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing lainnya terutama dolar AS memengaruhi besaran total outstanding utang untuk Agustus ini.

Sementara itu, secara rinci, utang tersebut berasal dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp6,25 triliun dan dari luar negeri sebesar Rp815,05 triliun. Kemudian dari  penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp3.541,5 triliun.

Adapun dari penerbitan SBN dominasi Rupiah mencapai Rp2.499,4 triliun. Terdiri dari Surat Utang Negara atau SUN sebesar Rp2.089,5 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp409,8 triliun.

Sedangkan, dari SBN denominasi valuta asing atau valas mencapai Rp1.042,4 triliun. Terdiri dari penjualan valas SUN sebesar Rp814,4 triliun dan valas Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp228 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya