Sri Mulyani Minta Pemda Bantu Pusat Hadapi Gejolak Ekonomi Global
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh jajaran instasi pemerintahan, baik di pusat maupun daerah untuk memperkuat pengelolaan anggarannya. Hal itu dilakukan, demi menghadapi guncangan perekonomian global yang semakin dinamis dan tidak menentu, akibat kebijakan-kebijakan moneter negara-negara maju yang memiliki dampak luas.
Dia menjelaskan, penguatan efisiensi anggaran tersebut setidaknya mampu melindungi perekonomian domestik dari tekanan global. Sehingga, bisa lebih difokuskan untuk penguatan pembangunan negeri, baik pembangunan infrastruktur, kualitas sumber daya manusianya, maupun teknologi.
"Kita butuh APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) untuk meningkatkan pondasi perekonomian kita agar semakin kuat," tutur dia di kantornya, Kamis 20 Agustus 2018.
Selain itu, Sri juga menegaskan, anggaran tersebut juga harus digunakan secara efisien mungkin dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor di masing-masing daerah. Maupun, mempercepat proses industrialisasi supaya Indonesia dapat memproduksi bahan baku dan barang modal yang lebih banyak lagi.
"Perbaiki aktivitas yang bisa menghasilkan devisa dalam rangka mengurangi ketergantungan impor kita. Saya harap, pemda memikirkan bagaimana, agar bisa surplus devisa, karena akan memperkuat ketahanan nasional," tuturnya.
Hal itu penting dilakukan, menurutnya, karena berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan, kelemahan dari pengelolaan keuangan negara dan daerah yang temuannya bersifat berulang, adalah dari kelemahan pengelolaan penerimaan bukan pajak. Di mana, belanja yang dilakukan selalu tidak memadai dan tidak sesuai ketentuan.
"Kami mohon ini suatu yang betul-betul menyalahi tata kelola yang baik," tegasnya.
Karena itu, dia mengungkapkan, dengan terkelolanya keuangan negara dengan baik, serta mampu diarahkan terhadap hal-hal yang bersifat mampu untuk memperbanyak penerimaan negara, khususnya dalam hal devisa. Maka, Indonesia tidak lagi akan gampang terpengaruh terhadap gejolak global.
"Karena, untuk 2018 ini, transaksi di neraca pembayaran kita mengalami tekanan yang sebabkan kita harus melakukan berbagai kebijakan-kebijakan untuk lindungi perekonomian indonesia," ucapnya.