Bidik Nasabah Wanita, BTN Masuk Lewat Arisan Sosialita
- Pixabay/pexels
VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membidik komunitas wanita untuk dijadikan sebagai nasabah baik tabungan maupun kredit. Potensi kaum wanita dinilai sangat besar karena pengaruhnya yang signifikan bagi keluarga.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Consumer Banking BTN Budi Satria usai menghadiri pemberian penghargaan Tribute to Puteri Solo, yang diberikan Indonesia Marketing Association (IMA) di Solo, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
"Posisi wanita di Indonesia sangat tinggi, bahkan di beberapa daerah wanita yang memegang kendali. Makanya potensi wanita untuk dijadikan nasabah sangat besar, selain karena pengaruhnya dalam keluarga jumlahnya juga sangat banyak," ujar Budi dikutip dari keterangan resminya, Senin, 17 September 2018. Â
Budi menjelaskan, langkah menjadikan wanita sebagai nasabah sudah dilakukan perseroan salah satunya dengan mendekati komunitas arisan. Banyaknya komunitas arisan yang tersebar di kota besar seperti Jakarta merupakan potensi untuk memasarkan Tabungan BTN Prioritas kepada mereka.
"Bagi BTN sendiri potensi tersebut sangatlah besar, di mana kami sudah lama memperhatikan pola ini, salah satunya adanya produk Tabungan Prioritas yang juga menyasar komunitas-komunitas wanita seperti sosialita dan pengusaha wanita yang umumnya berpendidikan tinggi," jelas Budi.
Menurut Budi, Wanita juga menjadi inspirasi keluarga karena di tangan merekalah lahir dan muncul tokoh-tokoh besar. Karena itu, dia menyambut baik pemberian penghargaan oleh IMA kepada Ibunda Presiden Joko Widodo yakni Sujiatmi Notomihardjo.Â
"Intinya di Indonesia wanita memiliki peran yang sangat besar untuk kemajuan bangsa," paparnya.
Budi menuturkan, karena peran wanita yang cukup besar tersebut,  maka di BTN juga wanita diberikan kesempatan yang sama dalam berkarier. Bahkan dalam beberapa posisi wanita menempati jabatan yang strategis di perseroan.
Sementara itu, Honorary Founding Chairman Indonesia Marketing Association, Hermawan Kertajaya pada kesempatan yang sama menyatakan harapannya agar wanita tidak hanya dijadikan objek tetapi perlu juga diposisikan sebagai subjek bagi perbankan untuk memajukan bisnisnya.
"Potensi wanita khususnya di Indonesia  sangat besar, misalnya mereka dapat saja diberikan kredit oleh perbankan dan diajarkan bagaimana mengelolanya agar bisa maju dalam berusaha," katanya.
Hermawan juga mengungkapkan perlu adanya satu zona waktu di Indonesia, sehingga tidak ada perbedaan waktu dalam memulai bisnis di beberapa daerah. Pasalnya dengan satu zona waktu untuk proses bisnis akan lebih efisien.