Jokowi Analogikan Kondisi Ekonomi Global Mirip Film 'Avengers'

Presiden Indonesia Joko Widodo saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia ASEAN
Sumber :
  • REUTERS/Kham

VIVA Presiden Joko Widodo menyebut kondisi perekonomian dunia saat ini, menuju perang yang tak terbatas atau infinity war. Mengambil cerita dari film Avengers: Infinity War di mana sosok 'Thanos' mengancam musnahkan setengah populasi bumi.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Untuk itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dia dan sesama rekan 'Avengers' lainnya siap untuk mencegah hal tersebut terjadi.

"Thanos ingin memusnahkan setengah populasi, karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas," ujar Jokowi, saat menyampaikan pidatonya pada World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, Rabu 12 September 2018.

Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

Namun, menurut Jokowi, pada kenyataannya sumber daya untuk umat manusia tidak terbatas. Perkembangan teknologi misalnya, menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi kemampuan memperbanyak sumber daya lebih banyak dari sebelumnya.

"Penelitian ilmiah membuktikan, ekonomi kita sekarang lebih 'ringan' dalam hal berat fisik dan volume fisik. Dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar musik, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet," kata Jokowi.

7 Strategi Cerdas untuk Mengubah Krisis Ekonomi 2025 Menjadi Peluang

Ia juga memberikan contoh bagaimana pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang besar dan berat, sudah mulai diganti oleh panel surya yang tipis dan ringan.

Di depan sejumlah pimpinan negara yang hadir, Jokowi juga memaparkan bahwa sudah saatnya peningkatan ekonomi didorong bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia yang tidak terbatas.

"Asian Games dan Asian Para Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang, merupakan pertunjukan spektakuler dari bakat manusia di Asia. Lebih dari 14 ribu atlet dan 7 ribu officials dari 45 negara bertanding di 40 cabang olahraga," ujarnya.

Bahkan, pada acara pembukaaan dan penutupan, ribuan penyanyi, penari, dan berbagai artis dari Indonesia, India, Korea, serta berbagai negara turut memeriahkan acara, termasuk penampilan Dangdut dari Indonesia, Bollywood dari India, dan K-Pop dari Korea.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengatakan, secara khusus di Indonesia, sumber daya manusia, khususnya kaum muda sedang menggerakkan transformasi e-commerce dan ekonomi digital.

"Saat ini, Indonesia telah memiliki empat 'Unicorn' atau perusahaan start-up dengan nilai miliaran dolar, sama dengan jumlah 'Unicorn' di gabungan 28 negara di Uni Eropa," ucapnya.

Sumber daya manusia, menurut Jokowi, juga turut mendorong revolusi industri 4.0. Dan, pada 4 April lalu, ia telah meluncurkan program pemerintah  Revolusi Industri 4.0 yang diberi nama "Making Indonesia 4.0".

"Saya percaya bahwa Revolusi Industri 4.0 akan menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesetaraan, karena salah satu aspek penting dari Industri 4.0 adalah penurunan biaya produk dan jasa, sehingga produk itu lebih murah dan mudah dijangkau kalangan berpendapatan rendah," jelasnya.

Sebab itu, ia yakin, ASEAN, termasuk Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam Revolusi Industri 4.0. Dan, ia mencontohkan dalam Asian Games misalnya, Indonesia telah mempertunjukkan uji coba mobil otonom (tanpa pengemudi) yang beroperasi di jaringan 5G.

Namun, kata dia, untuk menuju ke arah sana, kita harus mencegah terlebih dahulu perang dagang untuk menjadi perang yang tak terbatas.

Sosok 'Thanos', menurut Jokowi, bukanlah seorang individu, namun sebuah kepercayaan yang salah bahwa untuk mencapai keberhasilan bagi kita, yang lain harus mengalah.

"Perang yang tak terbatas, bukan hanya tentang perang dagang, namun tentang kita semua, agar kembali belajar pada sejarah, bahwa dengan kreativitas, energi, kolaborasi, dan kemitraan, kita sebagai manusia dapat menikmati kelimpahan, dan kita bisa menghasilkan bukan perang yang tak terbatas, melainkan sumber yang tak terbatas," tutur Jokowi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya