Hingga 31 Agustus 2018, Defisit APBN Capai Rp150 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN hingga 31 Agustus 2018 mencapai Rp150 triliun. Defisit tersebut lebih rendah dari realisasi periode yang sama di tahun sebelumnya, yang sebesar Rp220 triliun.

Buka Beasiswa LPDP 2022, Menkeu Minta Pengelola Dana Abadi Transparan

Dengan capaian tersebut, dia menilai, APBN dari tahun ke tahunnya terus mengalami perbaikan, hal ini menjadi capaian yang positif dan baik, terutama di tengah kondisi perekonomian global yang masih mengalami ketidakpastian.

"Jadi ini perbaikan dari sisi postur APBN. Kami tetap menjaga fiskal tetap hati-hati karena dalam situasi yang tidak pasti ini kita butuh APBN untuk menjaga ekonomi, baik stabilisasi maupun alokasi dan distribusi. Sehingga, bisa digunakan dalam mengelola ekonomi yang sangat besar," kata Sri Mulyani di Gedung DPR Jakarta, Senin 10 September 2018.

Sri Mulyani: Subsidi Jadi Belanja APBN Terbesar pada Januari 2022

Dari sisi keseimbangan primer, dia mengatakan, pada Agustus 2018 kembali mengalami surplus sebesar Rp11,5 triliun, setelah di bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar Rp4,9 triliun dan di periode yang sama di tahun sebelumnya juga defisit Rp84 triliun.

"Jadi dari defisit Rp84 triliun menjadi surplus Rp11 triliun itu melonjak perbaikannya jauh lebih sangat nyata," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Jokowi Bahas Tiga Isu Utama APBN 2023 di Sidang Kabinet Paripurna

Sementara itu, dari sisi penerimaan negara, hingga 31 Agustus 2018, dikatakannya telah mencapai Rp1.152,7 triliun atau 60,8 persen dari target Rp1.894,7 triliun. Capaian itu tumbuh 18,4 persen dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 11,4 persen.

Pertumbuhan penerimaan negara tersebut didorong oleh realisasi penerimaan pajak yang mengalami pertumbuhan mencapai 16,5 persen per 31 Agustus 2018, serta PNBP yang tumbuh 24,3 persen. Atau lebih tinggi dari realisasi penerimaan di periode yang sama pada 2017 yang masing-masing hanya mencapai 9,5 persen dan 20,2 persen.

"Masih lebih tinggi dari tahun lalu. Sehingga kami sampaikan APBN kita dalam situasi sekarang cukup baik," lanjut Sri Mulyani. (ren)

Ilustrasi: Pemulihan Ekonomi. Foto: Shutterstock

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Pandemi di Indonesia belum berakhir. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk menangani dampak ekonomi ialah Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2022