Rekam Jejak Bisnis Sandiaga Uno
- VIVA/Anwar Sadat
VIVA – Sandiaga Salahuddin Uno memilih mendampingi Prabowo Subianto, untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2019.
Sebelumnya, ia adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta sejak Oktober 2017, setelah dia memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama dengan Anies Baswedan.
Pria yang lahir di Pekanbaru, Riau berusia 49 tahun itu adalah seorang pengusaha, selain sebagai politikus berjiwa muda.
Sandi mengawali kariernya di dunia bisnis, sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Kemudian, pada 1993, dia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi, sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994).
Pada 1995, ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada, dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. Namun, krisis moneter sejak akhir 1997, menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut, dan ia memutuskan kembali ke Tanah Air.
Pada 1997, Sandi mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.
Recapital bergerak di sektor finansial, non finansial, properti dan gaya hidup hingga media dan telekomunikasi.
Dalam bidang finansial berdasarkan website resmi recapital.co.id, tercatat ada Recapital Securities, Recapital Asset Management, Global Sarana Lintas Artha, Recapital Life Insurance, Recapital General Insurance, Bank Pundi, yang saat ini sudah menjadi Bank Banten.
Sedangkan di bidang media dan telekomunikasi, ada Bloomberg Business Week Magazine, Bloomberg TV, dan Harian Indonesia Finance Today (IFT).
Kemudian, pada 1998, ia dan Edwin Soeryadjaya, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usahanya meliputi bidang konsumer, infrastruktur, pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan, serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi Uno sukses menjalankan bisnis tersebut.
Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga. Beberapa perusahaan pun telah dijual kembali, antara lain, PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.
Pada 2005–2008, Sandi menjadi ketua umum Himpunan pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.[8]
Saat ini, Sandi juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan, seperti PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, PT Iforte Solusi Infotek.
Pada Mei 2011 lalu, ia memutuskan membeli 51 persen saham Mandala Airlines. Sedangkan pada 16 April 2015, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu direktur PT Adaro Energy Tbk.
Sementara itu, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, 10 Juni 2015, Sandi resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
Ia melepaskan berbagai jabatan di beberapa perusahaan tersebut, karena ingin fokus pada tugas barunya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dipimpinan oleh Prabowo Subianto.
(Dikutip dari berbagai sumber)