Komite Ekonomi Nasional Anggap Ekonomi Indonesia Belum Krisis

Arief Budimanta.
Sumber :
  • Antara/ Ujang Zaelani

VIVA – Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Arief Budimanta menilai pergerakan nilai tukar rupiah seperti sekarang bukan sesuatu yang baru. Pergerakan itu terus terjadi sejak krisis ekonomi tahun 1998 hingga era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Rupiah Menguat ke Rp 16.117 per Dolar AS di Akhir Tahun 2024

"Kalau kita lihat dalam seluruh pergerakan, kalau kita buat grafik, ya, ini adalah sebuah situasi yang berjalan secara terus-menerus di Indonesia. Jadi bukan hanya terjadi saat ini," kata Arief di Jakarta pada Sabtu 8 September 2018.

Perekonomian di Indonesia kini, katanya, digerakkan oleh dana-dana jangka pendek atau yang diistilahkannya hot money. Persoalan yang terjadi sekarang adalah terkait devisa.

Rupiah Menguat ke Rp 16.180 per Dolar AS di Akhir 2024

"Persoalan kita saat ini itu persoalan likuiditas, bagaimana kemudian memperbanyak devisa, itu yang paling utama. Persoalan kita persoalan devisa, kita kekurangan likuiditas, karena itu neraca transaksi berjalan kita negatif," ujar Arief.

Namun, dia menilai Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi. Dia mengaku percaya bank sentral dan pemerintah masih bisa menangani masalah ini secara serius.

Rupiah Terpuruk Lagi ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

"Kita ekonominya masih tumbuh, inflasinya terkendali, depresiasi masih kurang. (krisis) Masih jauh sekali, ya, mudah-mudahan krisis itu tidak terjadi," ujarnya.

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Rupiah Melemah Dipicu Sentimen Kebijakan Trump hingga Perlambatan Ekonomi China

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Jumat, 3 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025