Menko Darmin Geram Loyonya Rupiah Disamakan Krismon 1998

Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, tidak sependapat dengan penilaian yang menyamakan kondisi ekonomi Indonesia dengan 1998, saat terjadi krisis hebat di Indonesia.

Rupiah Dibuka Melemah Meski Keyakinan Konsumen Naik di November 2024

Penyamaan situasi sekarang dengan 1998, lantaran rupiah yang terus melemah. Hingga kini, posisi rupiah terhadap dolar AS adalah Rp14.800 per dolar AS. Kondisi ini, dinilai serupa saat krisis menghantam Indonesia di akhir-akhir era Orde Baru.

"Gini-gini deh, jangan dibandingkan Rp14 ribu sekarang dengan 20 tahun lalu. 20 tahun lalu berangkatnya dari Rp2.800 ke Rp14 ribu. Sekarang dari Rp13 ribu ke Rp14 ribu. Tahun 2014, dari Rp12 ribu ke Rp14 ribu," jelas Darmin di Istana Negara, Jakarta, Selasa 4 September 2018.

Rupiah Melemah ke Rp 15.968 per Dolar AS Tertekan Data Pekerjaan AS

Darmin menilai, tidak tepat kalau saat ini Indonesia disebut sama seperti 1998. Karena, loncatan pelemahan rupiah tidak drastis tinggi. Nilai Rp14 ribu tahun 1998 dengan sekarang, lanjut dia, tidak sama.

Dia juga tidak sependapat, kalau ada yang menyebut bahwa nilai tukar rupiah saat ini adalah yang terendah dari tahun 1998.

Rupiah Ambruk ke Level Rp 15.942 per Dolar AS

"Di salah satu pers internasional yang membandingkan itu 'tembus angka terendah 1998/1999'. Eh persoalan tahun 1998 itu enam kali lipat itu," kata Darmin.

Pandangan seperti itu, menurut dia, tidak tepat. Karena, saat itu semua runtuh. Tapi sekarang, sebenarnya tidak.

"Kita fundamental ekonomi masih oke, kelemahan kita hanya transaksi berjalan yang defisit, berapa? Tiga persen. Lebih kecil dari 2014, 4,2 persen. Masih lebih kecil dari Brasil, Turki, Argentina, itulah. Betul, kita lebih kecil," jelasnya. (asp)

Mukhamad Misbakhun

Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Bukan Akibat KPK Geledah BI

Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menjelaskan bahwa pelemahan yang terjadi pada Rupiah saa ini murni soal teknikal di pasar. Bukan karena penggeledahan oleh KPK

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024