Indonesia Dapat Peringkat Layak Investasi dari Fitch Rating
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengonfirmasi peringkat Indonesia di level layak investasi atau investment grade pada 2 September 2018. Fitch memberikan afirmasi atas sovereign credit rating Republik Indonesia pada level BBB/outlook stabil.
Sebelumnya Fitch menaikkan peringkat Indonesia ke level BBB/stable outlook (investment grade) pada 20 Desember 2017.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan cerminan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia. Komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas, dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global, yang terus berlanjut. Hal itu dikatakannya mencerminkan kebijakan otoritas yang kredibel.
"Ke depan, koordinasi antarotoritas dalam rangka implementasi bauran kebijakan, termasuk upaya perbaikan defisit transaksi berjalan, akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ujar Perry dalanm siaran persnya, Senin 3 September 2018.
Beban utang relatif rendah
Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan Fitch untuk mengafirmasi peringkat tersebut, yaitu beban utang pemerintah yang relatif rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang baik di tengah tantangan sektor eksternal, yang antara lain berasal dari tingginya ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal, serta indikator struktural lainnya yang masih di bawah negara peers.
Selain itu, langkah yang ditempuh Bank Indonesia dalam menaikkan suku bunga kebijakan, dan intervensi di pasar valas sebagai respons dari tekanan yang dialami oleh negara-negara berkembang dinilai mencerminkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas.
"Dalam hal ini, fokus otoritas yang memprioritaskan stabilitas makroekonomi telah menjadi faktor utama, yang mendukung perbaikan rating Indonesia oleh Fitch pada Desember 2017," katanya.
Secara khusus, sektor eksternal Indonesia dipandang lebih tahan dibandingkan pada saat taper tantrum 2013 sebagai dampak dari sikap kebijakan moneter yang disiplin, serta kebijakan makroprudensial yang telah mampu meredam peningkatan utang luar negeri korporasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dan beban utang Pemerintah juga dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara peers. Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2019, dan 5,3 persen pada 2020 dengan didukung oleh belanja infrastruktur publik yang berkelanjutan. Sementara tingkat utang pemerintah juga lebih baik dari median utang negara peers.