Menko Luhut Iri Transaksi Berjalan Thailand Surplus karena Pariwisata
- ANTARA FOTO/Didik Suhartono
VIVA – Pemerintah telah memutuskan untuk fokus mendorong pengembangan sektor pariwisata Indonesia. Alasannya, sektor ini merupakan sektor yang mudah dan cepat untuk meraup devisa demi menjaga agar defisit transaksi berjalan Indonesia tidak terus melebar hingga menyentuh tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto di Kuartal II 2018.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, jika sektor pariwisata tersebut dapat dikembangkan dengan baik, bersamaan dengan kebijakan pembatasan impor yang telah dilakukan pemerintah. Maka defisit transaksi berjalan Indonesia dalam waktu dekat dikatakannya bisa mencapai nol persen terhadap PDB.
"Dengan ini (pariwisata), tahun depan defisit transaksi berjalan kita hampir tidak ada atau akan nol. Dengan mengurangi impor crude oil dan biodisel, bisa kita hemat US$2 miliar tahun ini, tahun depan US$8 miliar sampai US$10 miliar karena saat ini kita ganti dengan 1,2 juta ton biodisel, tahun depan 6 juta ton," tuturnya di Hotel Royal Amburukmo, Yogyakarta, Rabu 29 Agustus 2018.
Dia mengungkapkan, Thailand merupakan salah satu negara yang dapat dijadikan contoh dari keberhasilan kebijakan pengembangan sektor pariwisata. Sebab, dengan pengembangan sektor pariwisatanya, Thailand saat ini telah menjadi negara yang mengalami surplus neraca transaksi berjalan.
"Kita cemburu juga sama Thailand (bisa surplus). liat wilayah dan jumlah penduduknya enggak seberapa, kita kurang dikelola aja. Makanya sekarang Presiden minta pokoknya mau dibuat terintegrasi penanganan sektor pariwisata. Jadi kita lihat tahun depan US$20 miliar, masa iya sampai 2024 enggak bisa kita bikin US$20 miliar," ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, demi mengembangkan sektor pariwisata tersebut pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mempermudah perizinan, tarif atau pajak, maupun dari segi pembiayaan usaha supaya menjadi stimulus agar kegiatan ekonomi bisa masuk ke sektor pariwisata.
"Masalah tarif perlakuan ekonomi, sudah kita putuskan buat mudah. Maka kita optimis penerimaan devisa pariwisata meningkat banyak dan beri lapangan kerja yang bagus," tutur Luhut.