Aprindo Pastikan Anggotanya Gandeng UMKM Kembangkan Bisnis
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Sebuah focus group discussion digelar oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU, dengan mengangkat tema 'Membangun Komitmen Kemitraan yang Sehat dalam Pola Waralaba Ritel Modern'.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo, Solihin, memastikan, pihaknya telah ikut berupaya dalam membangun kemitraan dengan masyarakat, melalui sejumlah usaha ritel di bawah naungannya.
Dia bahkan mencontohkan PT Sumber Alfaria Trijaya atau Alfamart, sebagai salah satu anggota Aprindo, yang selama ini sudah melakukan sejumlah kerja sama kemitraan dengan begitu banyak UMKM hampir di setiap gerainya.
"Di beberapa tempat (gerai Alfamart), ada yang bisa kita gunakan untuk teman-teman UMKM berjualan. Ada produk-produk yang kita saring dan layak dijual, itu kita bantu dan jual. Ini disebut kemitraan dalam membantu produk-produk yang disediakan UMKM," kata Solihin di kantor KPPU, kawasan Juanda, Jakarta Pusat, Selasa 28 Agustus 2018.
Selain Alfamart, Solihin pun memastikan bahwa sejumlah perusahaan ritel yang menjadi anggotanya juga kerap melakukan hal serupa. Tujuannya tak lain adalah untuk membangun jaringan distribusi, yang juga turut dimiliki oleh masyarakat luas, dan berorientasi pada kebutuhan konsumen.
"Karena konsep waralaba itu sebenarnya adalah konsep pemasaran. Jadi bagaimana agar dia (para peritel) bisa mengembangkan usahanya untuk maju, dan berkembang bersama masyarakat luas," kata Solihin.
Oleh karenanya, upaya Alfamart dan perusahaan ritel lain (anggota Aprindo) menggandeng sejumlah UMKM untuk masuk ke dalam jaringan distribusi mereka. Diakui Solihin, hal ini sebagai langkah integrasi ekonomi dalam skala mikro, guna membangun perekonomian masyarakat kecil dan menengah.
Untuk itu, perlunya inovasi dari masing-masing pihak, baik para pengusaha ritel maupun UMKM. Langkah progresif yang bisa merekatkan kerja sama kedua pihak agar tercipta sinergi bisnis yang positif.
"Dalam waralaba itu kan terjadi hubungan antara pelaku waralaba sebagai yang punya merek dagang, sistem, dan hal-hal terkait operasional toko itu sendiri. Kalau ada pihak yang ingin ikut sistem itu, maka terjadilah hubungan antara franchisor dan franchisee," ujarnya.