Lifting Minyak 2018 Diprediksi di Bawah Target
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Target lifting minyak dan gas bumi 2018 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari atau BOEPD, diperkirakan tidak akan tercapai. Pasalnya, realisasi lifting migas hingga akhir tahun ini diprediksi hanya sebesar 1,89 juta BOEPD, atau sekitar 95 persen.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan, salah satu penyebab hal tersebut adalah adanya penurunan produksi migas.
Diakui Djoko banyak faktor menyebabkan lifting migas menurun. Seperti lapangan minyak yang sudah tua, yang memang menjadi salah satu penyebab utama yang mengakibatkan penurunan produksi migas.
"Banyak lapangan minyak produksi yang sudah tua dan mengalami penurunan dalam hal produksinya," kata Djoko saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Senin 27 Agustus 2018.
Di sisi lain, Djoko pun menjelaskan dinamika ekonomi global, yang berpengaruh terhadap harga minyak, juga menghambat masuknya investasi migas ke dalam negeri. Harga minyak yang rendah menyebabkan investasi migas menjadi tidak kompetitif.Â
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar menjelaskan, capaian lifting migas sampai 31 Juli 2018 lalu adalah sebesar 1,917 juta BOEPD, atau sekitar 96 persen dari target. Komponen itu terdiri dari 1,147 juta BOEPD gas (96 persen) dan 770 ribu BOPD minyak (96 persen).
Sehingga, sampai akhir tahun ini, lifting migas diperkirakan hanya akan mencapai 1,897 juta BOEPD atau sekitar 95 persen, yang terdiri dari gas 1,122 juta BOEPD (94 persen) dan minyak 775 ribu BOPD (97 persen).
"Jadi lifting 1,917 juta BOEPD atau sekitar 96 persen, kira-kira 1 persen lebih rendah (akhir tahun)," ujarnya.
Data SKK Migas menunjukkan, bahwa produksi beberapa KKKS utama diproyeksi tidak mencapai target. Contohnya seperti PT Chevron Pasific Indonesia, yang target lifting minyaknya tahun 2018 ini sebesar 213 ribu barel minyak per hari (BOPD), namun diperkirakan hanya bisa mencapai 206 ribu BOPD atau sekitar 96,8 persen.
Tak hanya Chevron, PT Pertamina EP yang menargetkan 85 ribu BOPD pun diperkirakan hanya akan mampu mencapai 77 ribu BOPD, atau hanya sebesar 89,9 persen dari total terget keseluruhannya tersebut. (mus)